Kisah Sahabat Tufail ad-Dausi R.A. — Asbābul Hidayah bagi Abu Hurairah R.A.
Remaja 14 Tahun Terdiagnosis Gagal Ginjal Stadium 5 — Kisah yang Mengejutkan dan Waspadai Tanda Awal
Sejak usia 14 tahun, kehidupan seorang gadis asal Tangerang berubah drastis ketika ia divonis gagal ginjal kronis stadium 5. Saat itu, ia mulai merasakan tubuh membengkak, mual, muntah, dan sesak napas — gejala yang semula dianggap sebagai asam lambung atau gangguan paru. Karena diagnosa yang salah, ia bolak-balik ke klinik selama hampir dua bulan tanpa penanganan tepat. detikHealth+2detikHealth+2
Setelah kondisinya makin parah dan sempat tak sadarkan diri, akhirnya ketika tiba di rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut, fungsi ginjalnya ditemukan telah menurun sangat drastis — hingga dianggap gagal ginjal stadium 5. detikcom+1 Karena usianya yang masih belia, rumah sakit awal menolak menangani, dan ia dirujuk ke fasilitas lain. Di RS tersebut, ia sempat koma selama dua minggu di ICU sebelum memulai perawatan rutin. detikcom+1
Saat ini, gadis itu sudah menjalani cuci darah (hemodialisis) secara rutin selama beberapa tahun, dengan frekuensi dua kali per minggu. detikcom+1 Meski kondisi stabil jika tidak muncul keluhan — dia tetap harus membatasi asupan cairan, misalnya minum dibatasi hanya sekitar 600 ml per hari agar tidak memicu sesak napas. detikcom+1
Menurut dokter, gejala seperti mual, muntah, pembengkakan, sesak napas — yang kadang dianggap sepele sebagai gangguan pencernaan atau lambung — bisa jadi pertanda awal gangguan ginjal. Hal ini karena ketika ginjal mulai menurun fungsinya, zat-zat sisa seperti ureum menumpuk dalam darah, sehingga menimbulkan gejala tersebut. detikcom+1 Oleh sebab itu, sangat penting untuk tidak mengabaikan gejala-gejala seperti demikian — terutama jika berlangsung terus-menerus — dan segera memeriksakan kesehatan ginjal.
Sumber: Remaja 14 tahun kena gagal ginjal stadium 5, dokter paparkan gejala yang sering diabaikan
Convert Text to audio MP3 Online
Free Text-To-Speech for 28+ languages & MP3 Download | ttsMP3.com
Free Text To MP3 - Text to speech online converter
TXT to MP3 - Convert your TXT to MP3 for Free Online
Use this text for trial
The Crying Stone
Long time ago, lived a girl with her mother at a mountain near a town in Kalimantan. The girl's named was Darmi. Darmi is very beautiful. Every day, she wears makeup and her best clothes. She always wanted to be rich and beautiful. She never helped her mother. She is very lazy and spoiled girl.
One day, her mother Darmi to accompany her to the market. "Okay... but I don't want to walk beside you, you have to walk behind me. With a sad heart, her mother agreed. So, Darmi walked in front of her mother. Her mother followed behind her. The girl and her mother looked very different. The girl looked very beautiful in her pretty dress, while her mother looked very old in her simple dress.
On the way to the market, People greeted the beautiful girl and asked who the old woman behind her was. Then, the girl replied to them, that she was her servant. Her mother was very sad. But, she couldn't anything. She offended for the insult. Then, she said to Darmi: "Darmi... How could you keep telling those people that I'm not your mother?".
And Darmi said: "Mom... I have to do that, because I don't want them to laugh at me, If they find out that you are my mother. We look so different".
"Enough Darmi! You've hurt me! So deep that I can't stand on it any longer. Whoever and whatever I'm? You must honour me as your own mother." Said her mother. Her mother couldn't bear the pain anymore. She prayed to God to punish her daughter's. "My dear lord, I can't stand on my daughter's behaviour. She's been too far in hurting me. Please, give her a punishment to make feel sorry for what she has done to me".
And God answered her prayed. Slowly, Darmi's legs turned into stone and process continued to upper part of the girl's body. The girl began to be panic. She felt sorry and cried for help her mother's help. "Mom... Please, Forgive me". Said the girl. But, it was too late.
Finally, her whole body turned into stone. Until now, people can still see the tears falling down the stone. That's why stone is called "Crying Stone".
TEXT FILE & MP3 AUDIO RESULT
https://drive.google.com/drive/folders/1psMIjRcUYxhwro391vyvTRr-mTaMipMw?usp=sharing
Sahabat Abu Bakar R.A: Sang Bapak yang berpagi-pagi dalam kebaikan
Berikut penjelasan kebaikan hati Sahabat Abu Bakar r.a., asal-usul namanya, dan makna kisah beliau yang berpagi-pagi dalam kebaikan:
Ada sebuah hadis sahih yang menggambarkan kebaikan beliau pada suatu pagi. Nabi ﷺ bertanya kepada para sahabat:
“Siapa di antara kalian yang pagi ini berpuasa?”
Abu Bakar menjawab: “Saya.”
“Siapa yang pagi ini memberi makan orang miskin?”
Abu Bakar menjawab: “Saya.”
“Siapa yang menjenguk orang sakit pagi ini?”
Abu Bakar berkata: “Saya.”
Lalu Nabi ﷺ bersabda:
“Tidaklah semua kebaikan ini terkumpul pada seseorang kecuali ia pasti masuk surga.”
(HR. Muslim)
1. Kebaikan Hati Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a.
Abu Bakar r.a. adalah sahabat yang paling mulia setelah Nabi Muhammad ﷺ. Banyak sifat kebaikannya yang diabadikan dalam sejarah Islam, antara lain:
a. Dermawan dan penyayang
Beliau dikenal sebagai orang yang sangat lembut hati, mudah tersentuh, dan gemar menolong. Kekayaannya sering dihabiskan untuk membantu orang-orang lemah, fakir miskin, dan membebaskan budak seperti Bilal bin Rabah.
Islam agama Rahmatan Lil Alamiin dan Social Experiment seorang ibu minta Susu formula untuk bayinya
Islam agama Rahmatan Lil Alamiin dan Social Experiment seorang ibu minta Susu formula untuk bayinya
Seorang wanita asal Amerika Serikat melakukan sebuah “social experiment” di mana ia menelepon banyak gereja untuk meminta susu formula untuk bayinya. Sebagian besar gereja menolak atau menolak membantu. Namun ketika ia menghubungi Islamic Center of Charlotte (masjid di North Carolina), responsnya langsung positif — mereka bersedia membantu tanpa ragu, menunjukkan empati dan kepedulian. Respon hangat dan cepat dari masjid ini kemudian viral, menarik perhatian luas sebagai bukti bahwa solidaritas dan bantuan bisa muncul dari komunitas Muslim ketika banyak gereja gagal merespon.
Banyak yang mengatakan bahwa eksperimen ini “membuka mata” bahwa nilai kemanusiaan dan kasih sayang bisa terpancar melalui agama yang benar-benar mengamalkan ajarannya — dalam hal ini lewat tindakan nyata, bukan sekadar retorika.
FREE PDF DOWNLOAD:JAMAAH DAKWAH DAN TABLIGH DALAM LINTASAN SEJARAH
Journal of Pragmatics Research (JoPR)
JOPR SINTA 3 DOAJ INDEXED FAST TRACK 6-8 WEEKS
It is a scientific forum published every February, July, and October, dedicated to developing and disseminating scholarly theories and research on Pragmatics, Pragma-linguistics, and Socio-pragmatics within the Indonesian socio-cultural and political context. Journal of Pragmatics Research serves as a forum for discussing the local Indonesian perspectives of language use, pragmatics, and linguistics. It seeks to bring these local insights to a wider international readership — from local to global. While grounded in the Indonesian experience, the journal also welcomes comparative and theoretical studies that connect local contexts to global discussions in cognitive linguistics, sociolinguistics, discourse analysis, applied linguistics, anthropology, and communication studies.
Authors should submit manuscripts written only in English. This journal has been accredited by the Indonesian Ministry of Research, Technology, and Higher Education (Kemdikbudristek) and indexed in SINTA 3 since 2024. The accreditation was confirmed by the Director Decree (SK No. 177/E/KPT/2024), effective until 2028.
Fast Track: 1.500.000 (IDR)/ 95 (USD)
This option is available for authors who prefer a streamlined publication process. With the payment of this fee, the review, editorial decision, and author notification on this manuscript are guaranteed to take place within 6-8 weeks. This payment includes publication fees.
Steps for the fast-track review process:
1. Submit your full manuscript to the journal's website.
2. Initial screening will be conducted to assess the quality of the manuscript.
3. If the manuscript is out of scope or low quality, it will be rejected. However, if the manuscript shows potential for future publication, there will be two options: Fast Track or Regular Track.
4. If you choose Fast Track, after the initial review, you can have 2 to 3 rounds of revisions.
Important Notes:
- Do not make any payment during the initial process.
- Wait for the editor's decision on whether your paper is eligible for the Fast Track or Not.
- If your paper is selected for Fast Track, it will be eligible for publication after several rounds of revision.
Dialect vs. Diglossia — Simple Summary
Dialect vs. Diglossia — Simple Summary
A dialect is a variation of a language used by people in a certain region or social group. Dialects differ in pronunciation, vocabulary, and grammar. For example, Banyumas Javanese vs. Surabaya Javanese, or British English vs. American English.
A diglossia is a social situation where two forms of a language (or two different languages) exist together in a community, but each has a different function. One form is used for formal or official purposes (high variety), while the other is used for daily casual communication (low variety). For example, Standard Indonesian for speeches and news, while everyday Indonesian or local languages for informal conversation.
Focus Difference
-
Dialect studies how language forms vary across places and groups (sounds, grammar, vocabulary).
-
Diglossia studies when, where, and why people use formal or informal language varieties in society.
Illustrative Examples
Dialect example:
Jakarta, Medan, and Makassar varieties of Indonesian sound different but have equal status; there is no formal vs informal division.
Diglossia example:
Formal Indonesian for official speeches vs. informal Indonesian/local languages for daily talk.
In Arabic societies, Modern Standard Arabic is formal, while local dialects are for everyday use.
Related Concepts Explained Simply
A. Dialect-related concepts
Sejarah munculnya World wide Web dan Sci-Hub yang Kontroversial
Sejarah munculnya World wide Web dan Sci-Hub yang Kontroversial
Pada awal kemunculannya, pernyataan bahwa World Wide Web was intended for free information sharing merujuk pada visi dasar Tim Berners-Lee ketika mengembangkan World Wide Web (WWW) di CERN pada tahun 1989–1991. Berners-Lee merancang web sebagai ruang informasi global yang memungkinkan siapa pun untuk membuat, menghubungkan, dan mengakses pengetahuan tanpa hambatan teknis maupun finansial. Prinsip fundamental ini lahir dari kebutuhan komunitas ilmiah yang ingin bertukar data penelitian secara cepat, mudah, dan terbuka.
Sistem yang dikembangkan Berners-Lee—meliputi HTML, HTTP, dan URL—didesain sebagai standar terbuka yang bisa digunakan tanpa lisensi. Dengan pendekatan ini, WWW menjadi platform yang inklusif, mudah diadopsi, dan bebas biaya. Tujuannya adalah memastikan informasi dapat mengalir secara bebas sehingga kolaborasi ilmiah dan pengembangan pengetahuan tidak terhambat oleh batasan akses atau monopoli teknologi.
Semangat keterbukaan tersebut menegaskan bahwa web pada awalnya bukanlah proyek komersial. Justru, ia dimaksudkan sebagai sarana demokratisasi informasi global, tempat siapa pun dapat membaca, menulis, dan berbagi data. Karena itu, banyak pihak memandang WWW sebagai tonggak penting dalam gerakan akses pengetahuan yang terbuka (open knowledge) dan akses publik terhadap ilmu pengetahuan (open access). Nilai-nilai ini kemudian menginspirasi berbagai inisiatif yang menentang praktik komersialisasi berlebihan dalam publikasi ilmiah.
Daftar Dosen dan Tendik UIN Salatiga
SUMBER: Homepage - UIN SALATIGA
No Nama Dosen Pangkat Gol Jabatan Fungsional Keterangan
1 Prof. Dr. Mansur, M.Ag. Pembina Utama IV/e Guru Besar PNS
2 Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. Pembina Utama IV/e Guru Besar PNS
3 Prof. Dr. Muh. Saerozi, M.Ag. Pembina Utama IV/e Guru Besar PNS
4 Prof. Dr. Winarno, S.Si., M.Pd. Pembina Utama IV/e Guru Besar PNS
5 Prof. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. Pembina Utama IV/e Guru Besar PNS
6 Prof. Dr. Sa`adi, M. Ag. Pembina Utama Madya IV/d Guru Besar PNS
10 Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga & Kelebihan Mereka
Berikut penjelasan lengkap, ringkas, dan akurat tentang 10 sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang dijamin masuk surga (al-‘Asharah al-Mubashsharūna bil-Jannah) beserta kelebihan dan keutamaan masing-masing hingga mereka mendapat kabar gembira masuk surga.
Riwayat paling terkenal terdapat dalam Hadis At-Tirmidzi no. 3747.
🌟 10 Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga & Kelebihan Mereka
1. Abu Bakar Ash-Shiddiq (عبد الله بن أبي قحافة)
Kelebihan:
-
Gelar Ash-Shiddiq karena membenarkan Nabi tanpa ragu, terutama saat Isra’ Mi‘raj.
-
Orang pertama yang masuk Islam dari kalangan laki-laki dewasa.
-
Sahabat paling dicintai Nabi (HR. Tirmidzi).
-
Menemani Nabi dalam hijrah—satu-satunya yang disebut dalam Al-Qur’an (At-Taubah:40).
-
Pengorbanan harta paling banyak untuk Islam.
-
Menjadi khalifah pertama, menumpas murtad, menjaga keutuhan Islam.
2. Umar bin Al-Khattab (عمر بن الخطاب)
What is cyberpragmatics?
Cyberpragmatics is a branch of pragmatics that studies how people create, interpret, and negotiate meaning in internet‑mediated communication, using a cognitive and relevance‑theoretic lens. It offers a powerful framework for understanding how politeness and impoliteness are shaped by the technological features, norms, and affordances of online interaction.library.oapen+3
What is cyberpragmatics?
Cyberpragmatics, coined by Francisco Yus, analyzes interactions in online environments such as social media, chats, email, blogs, virtual worlds, and other platforms where communication is mediated by digital technology. It focuses on how users infer speaker meaning under conditions of reduced non‑verbal cues, asynchronous timing, multimodal resources, and interface constraints, drawing heavily on cognitive pragmatics and relevance theory.personal.ua+3
From this perspective, online communication is seen as underdetermined: what is typed or posted only partially encodes the intended meaning, so users rely on contextual assumptions, platform conventions (e.g., likes, emojis, hashtags), and shared background knowledge to reach intended interpretations. Cyberpragmatics also stresses that different platforms (e.g., Instagram comments, WhatsApp chats, LMS forums) provide different amounts and types of contextual information, which affects how easily politeness or impoliteness is recognized and evaluated.academia+2
Core principles relevant to (im)politeness
Several core ideas of cyberpragmatics are directly linked to politeness and impoliteness in social interaction:
Perjalanan manusia di akhirat, mulai dari sakaratul maut → Pilihan surga & neraka.
Berikut kumpulan ayat Al-Qur’an dan hadis sahih yang paling lengkap dan paling utama tentang perjalanan manusia di akhirat, mulai dari sakaratul maut → alam kubur → mahsyar → hisab → shirath → surga & neraka.
(Semua ayat ditulis lengkap dengan surah dan nomor ayat, dan hadis hanya dipilih dari Shahih Bukhari & Muslim atau hadis sahih yang disepakati para ulama).
📌 1. SAKARATUL MAUT
Ayat Al-Qur’an
1. Surah Qaf 50:19
“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya.”
2. Surah Al-Waqi’ah 56:83–87
“Maka mengapa ketika ruh (seseorang) sampai di kerongkongan… dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu… tetapi kamu tidak melihat.”
3. Surah Al-An’am 6:93
Tentang malaikat mencabut nyawa orang zalim dengan keras.
4. Surah An-Nazi‘at 79:1–2
“Demi malaikat yang mencabut (nyawa) dengan keras, dan malaikat yang mencabut dengan lemah lembut.”
Hadis Sahih
1. Hadis Bara’ bin ‘Azib (Riwayat Ahmad, sahih)
Nabi menjelaskan keadaan ruh ketika dicabut:
• Ruh mukmin keluar “seperti tetesan air dari mulut kendi”,
• Ruh kafir dicabut “seperti besi yang dicabik dari wol basah”.
2. HR. Bukhari 4449 & Muslim 2872
Malaikat maut datang membawa kabar gembira atau siksa sesuai amal.
📌 2. ALAM BARZAKH / KUBUR
Jenis-Jenis model pengembangan Research and Development (R&D)
UAS ASSIGNMENT FOR TBI 5TH SMT 2025
Assalamu alaikum
Dear Students, this is the UAS ASSIGNMENT FOR TBI 5TH SMT 2025. Your task is to make a concise or short Graduating Paper Proposal by using this outline.
TITLE (for example: THE USE OF DICTOGLOSS IN IMPROVING STUDENTS’ LISTENING AND WRITING SKILLS)
I. INTRODUCTION
A. Background of the Study
B. Research Questions
C. Objectives of the Study
D. Significance of the Study
II. LITERARY REVIEW
A. Listening Skill
B. Writing Skill
C. Dictogloss
D. Previous Studies
E. Conceptual Framework
III. RESEARCH METHODOLOGY
A. Research Design
B. Participants
C. Research Location and Time
D. Research Instruments
E. Data Collection Procedures
F. Data Analysis Techniques
IV. REFERENCES
This is an example of a mini graduating paper proposal: https://www.pakfaizal.com/2025/11/example-of-mini-research-proposal-for.html
Submission Form https://forms.gle/tTarS7MxDdZ7avZp6
The deadline of submission : Saturday 23.59. December 20th, 2025
EXAMPLE OF MINI RESEARCH PROPOSAL FOR TBI OR ENGLISH EDU DEPT STUDENTS
EXAMPLE OF MINI RESEARCH PROPOSAL FOR TBI OR ENGLISH EDU DEPT STUDENTS
RESEARCH PROPOSAL
THE USE OF DICTOGLOSS IN IMPROVING STUDENTS’ LISTENING AND WRITING SKILLS
I. INTRODUCTION
A. Background of the Study
Listening and writing are two essential skills in English language learning, yet many students continue to face challenges in comprehending spoken texts and expressing ideas coherently in written form. Limited vocabulary, low concentration during listening, and insufficient awareness of text organization frequently hinder learners’ performance in both skills (Brown, 2004). Dictogloss, introduced by Wajnryb (1990), is a pedagogical technique that integrates listening and writing through note-taking, collaborative reconstruction, and grammar awareness activities. Previous studies have shown that dictogloss can improve language comprehension, vocabulary retention, and writing coherence (Jacobs & Small, 2003; Kowal & Swain, 1994).
Although dictogloss has been widely studied, several gaps in our understanding remain. First, many previous studies focus primarily on grammar improvement or general writing performance (Kowal & Swain, 1994), while fewer investigate its dual impact on both listening and writing skills simultaneously. Second, research in Asian EFL contexts often examines dictogloss in higher education settings (Hanafi, 2014), leaving limited evidence from secondary school learners whose linguistic and cognitive characteristics differ significantly. Third, little attention has been given to students’ perceptions of dictogloss as a skill-integration technique, despite evidence that learner attitudes influence task effectiveness and learning outcomes (Nunan, 2004). These gaps suggest the need for empirical research that examines the effectiveness of dictogloss in enhancing both listening and writing skills among secondary-level EFL students, and explores their responses to the technique.
The novelty of the present study lies in its integrated focus on listening and writing skills within a single instructional intervention. Unlike previous research that tends to isolate the effects of dictogloss on either listening or writing, this study investigates how the technique simultaneously enhances both receptive and productive skills. Additionally, the study incorporates learners’ perceptions, offering insight into the motivational and affective dimensions of using dictogloss in the classroom. This combination of skill integration and perceptual analysis provides a more comprehensive understanding of how dictogloss functions in real classroom contexts, particularly at the secondary school level—an area that has been underrepresented in previous studies.
Theoretically, this study contributes to the literature on integrated-skills instruction by demonstrating how dictogloss facilitates cognitive processes that connect listening input with written output. Through collaborative reconstruction, students engage in noticing, hypothesis testing, and metalinguistic reflection, which are core components of Swain’s (1995) Output Hypothesis. By demonstrating how dictogloss facilitates these processes across both listening and writing modes, the study provides empirical support for task-based learning theories and reinforces the argument for using collaborative reconstruction tasks to enhance multiple language skills simultaneously. The findings may also refine existing models of dictogloss by highlighting its role not only as a grammar-awareness task but as a comprehensive skill-integration tool in EFL contexts.
B. Research Questions
Does dictogloss improve students’ listening skills?
Does dictogloss improve students’ writing skills?
What are students’ perceptions of using dictogloss?
FIRST LANGUAGE ACQUISITION (FLA)
First Language Acquisition adalah proses ketika seorang anak memperoleh bahasa pertamanya sejak lahir hingga sekitar usia 5 tahun. Proses ini terjadi secara alami, tanpa instruksi formal, dan berlangsung melalui interaksi biologis, kognitif, dan sosial.
Contoh umum:
Seorang bayi Indonesia yang tidak pernah diajari secara eksplisit tetap bisa memahami dan menghasilkan bahasa Indonesia secara fasih saat berusia 4–5 tahun.
A. The Behavioristic Hypothesis (Hipotesis Perilaku)
Definisi Hipotesis ini berpendapat bahwa anak memperoleh bahasa melalui stimulus-respons, yaitu:
Meniru ucapan orang dewasa
Diperkuat oleh pujian atau koreksi
Belajar bahasa seperti belajar kebiasaan (habit formation)
Tokoh utama: B.F. Skinner
Contoh Nyata
Anak mendengar ibunya mengatakan: “Ini susu.”
Anak mencoba mengulang: “Susu.”
Ibu tersenyum dan memuji: “Pintar!”
→ Penguatan positif membuat anak terus menggunakan kata tersebut.
Anak mengatakan: “Mau ciki!”
Orang tua membetulkan: “Mau makan ciki.”
Setelah sering dikoreksi, anak mulai mengucapkannya dengan benar.
Neurolinguistics and English Language Teaching (ELT)
Neurolinguistics and English Language Teaching (ELT) are closely related because neurolinguistics studies how the brain processes language, and this knowledge can directly influence how languages are taught and learned. Understanding the neurological basis of language acquisition helps ELT practitioners design more effective teaching methods that align with how students' brains process and internalize language.
### Relationship between Neurolinguistics and ELT
Neurolinguistics provides insights into brain functions related to language learning, such as how learners process grammar, vocabulary, and pronunciation. This helps educators tailor their teaching strategies to the cognitive and neurological needs of learners, fostering better language acquisition and retention. For instance, neurolinguistics explains why younger learners may acquire second language skills more naturally than adults due to brain plasticity differences.
Aplikasi ilmu neurolinguistik dalam pengajaran bahasa Inggris
Aplikasi ilmu neurolinguistik dalam pengajaran bahasa Inggris sangat penting dan beragam, karena neurolinguistik memprogram interaksi antara pikiran dan bahasa (verbal dan nonverbal), sehingga dapat menghasilkan perilaku dan pemahaman bahasa yang optimal, sesuai kapasitas otak kanan dan kiri manusia.
Contohnya, metode Neuro Linguistic Programming (NLP) digunakan dalam kelas bahasa Inggris untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan motivasi belajar siswa melalui teknik seperti mirroring, modelling, pacing, anchoring, dan penggunaan representasi sensorik (auditori, visual, kinestetik). Teknik-teknik ini menyesuaikan gaya belajar siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang dinamis serta efektif. Misalnya, guru menggunakan kata-kata auditori untuk siswa dengan modalitas auditori, kata-kata visual untuk siswa dengan modalitas visual, dan kata-kata kinestetik untuk siswa dengan modalitas kinestetik agar materi terserap lebih baik pelajaran akan mudah diserap apabila gurunya sering menggunakan kata-kata yang berkategori auditori" atau “pelajaran akan mudah diserap melalui kata-kata yang diucapkan guru berkategori kinestetik”.[1][3][4]






.jpg)

.jpg)
