berikut adalah kesimpulan umum mengenai semua aspek terpenting, baik teori maupun praktik, yang perlu diajarkan dalam mata kuliah Practicing Teaching English as a Foreign Language (TEFL) using Information and Computer Technology (ICT).
Kesimpulan Umum: Aspek Teori dan Praktik
Mata kuliah ini dirancang untuk membekali calon guru dengan kompetensi yang terintegrasi, menggabungkan landasan teori pedagogis yang kuat dengan keterampilan praktis aplikatif dalam menggunakan teknologi. Tujuannya adalah menciptakan pengalaman belajar bahasa Inggris yang modern, efektif, menarik, dan relevan untuk pelajar di era digital.
Secara umum, aspek-aspek terpenting dapat disimpulkan dalam tiga pilar besar berikut:
1. Aspek Teoretis (Landasan Keilmuan)
Teori-teori ini menjadi fondasi mengapa dan bagaimana teknologi digunakan dalam pengajaran bahasa.
CALL (Computer-Assisted Language Learning): Teori inti yang menjelaskan peran komputer dan perangkat digital sebagai tutor (memberikan latihan & umpan balik), tool (alat untuk mencipta), dan medium (saluran komunikasi).
TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge): Kerangka kerja yang menekankan pentingnya integrasi tiga pengetahuan: Konten (Bahasa Inggris), Pedagogi (cara mengajar), dan Teknologi. Guru yang baik harus menguasai ketiganya secara bersamaan.
Blended Learning dan Flipped Classroom: Teori tentang menggabungkan keunggulan pembelajaran tatap muka dan online, serta membalik model tradisional dimana materi dipelajari di rumah dan praktik dilakukan di kelas.
Task-Based Language Teaching (TBLT) dan Communicative Language Teaching (CLT): Pendekatan yang menekankan pada penyelesaian tugas autentik dan komunikasi bermakna. Teori ini menjadi dasar untuk merancang proyek kolaboratif berbasis teknologi.
Second Language Acquisition (SLA) dalam Konteks Digital: Memahami bagaimana lingkungan digital memengaruhi faktor-faktor pemerolehan bahasa seperti masukan bahasa (input), tekanan (anxiety), dan motivasi.
Digital Literacy dan Netiquette: Teori tentang membekali siswa dengan kemampuan untuk menggunakan teknologi secara kritis, bertanggung jawab, kreatif, dan aman, termasuk etika berkomunikasi di dunia maya.
2. Aspek Praktis (Keterampilan Aplikatif)
Bentuk praktik ini adalah implementasi langsung dari teori yang dipelajari.
Pembuatan dan Pengelolaan Kelas Digital:
Praktik: Membangun dan mengelola kelas virtual menggunakan LMS seperti Google Classroom, Moodle, atau Microsoft Teams (mengunggah materi, membuat tugas, mengelola nilai).
Pengembangan Materi Ajar Interaktif:
Praktik: Merancang konten digital menarik menggunakan tools seperti Kahoot!, Quizizz (kuis), Canva, Genially (presentasi & poster), Padlet (papan diskusi), dan Edpuzzle (video interaktif).
Pelaksanaan Pembelajaran Daring dan Kolaborasi:
Praktik: Memimpin pembelajaran synchronous (serempak) via Zoom/Google Meet (dengan fitur breakout rooms) dan memoderasi diskusi asynchronous (tidak serempak) di forum.
Praktik: Memfasilitasi kolaborasi dengan Google Docs/Sheides untuk menulis bersama dan Miro/Jamboard untuk brainstorming.
Perancangan Tugas dan Project-Based Learning (PBL):
Praktik: Mendesain tugas yang menghasilkan produk digital seperti Podcast (Anchor.fm), Vlog/Video, Blog (Blogger/WordPress), dan WebQuest (riset online terpandu).
Teknik Evaluasi dan Pemberian Umpan Balik Digital:
Praktik: Membuat kuis dan ujian online dengan Google Forms/Microsoft Forms.
Praktik: Membangun Portofolio Digital siswa menggunakan Google Sites atau blog.
Praktik: Memberikan umpan balik melalui komentar di dokumen digital atau rekaman audio/video (menggunakan Mote atau Flipgrid).
3. Aspek Pertimbangan Kritis dan Etis
Aspek ini melengkapi calon guru dengan kesadaran akan tantangan dalam integrasi teknologi.
Mengatasi Kesenjangan Digital (Digital Divide): Merancang kegiatan yang inklusif bagi siswa dengan akses terbatas.
Keamanan dan Privasi Data: Memilih platform yang aman dan mengajarkan perlindungan data pribadi.
Mencegah Kelelahan Digital (Digital Fatigue): Merancang pembelajaran yang bervariasi, tidak hanya berfokus pada menatap layar.
Penggunaan Kritis terhadap AI: Memanfaatkan tools seperti ChatGPT, Grammarly, atau Quillbot secara etis untuk membantu proses belajar, bukan menggantikannya.
Integrasi Keseluruhan
Mata kuliah ini tidak boleh mengajarkan teori dan praktik secara terpisah. Struktur yang efektif adalah dengan mentransformasikan teori langsung menjadi praktik. Misalnya, sesi teori tentang TBLT langsung diikuti dengan praktik merancang WebQuest; sesi teori Blended Learning diimplementasikan dengan membangun kelas di Google Classroom.
Dengan menguasai ketiga aspek di atas, lulusan mata kuliah ini akan menjadi guru yang melek teknologi (tech-savvy) namun tetap berpijak pada prinsip pedagogi yang kuat, siap menghadapi dinamika kelas abad ke-21 dan menciptakan lingkungan belajar yang optimal bagi siswa.