Materi Acara Workshop on Writing for International Publication

CATATAN PENTING Dalam Penyampaian Materi Acara Workshop on Writing for International Publication di Hotel Le Beringin, Salatiga tanggal 14 Juli 2018 oleh Prof. Al Makin, Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Editor in Chief Jurnal Al-Jami’ah, Jurnal terindeks Scopus dan juga jurnal ilmiah tertua di Indonesia.
 
1.POIN PERTAMA: Resep kesuksesan menerbitkan artikel di Jurnal nasional dan Internasional ialah SABAR, IKHLAS dan TAWAKKAL. Menulis artikel untuk jurnal utamanya tidak diperlukan kecerdasan. Buat Anda yang merasa cerdas jangan tersinggung karena menulis artikel jurnal yang lebih utama adalah kesabaran dalam hal melakukan riset. Menurut pengalaman Prof Al Makin untuk satu tulisan yang sukses terindeks di Jurnal Scopus diperlukan waktu empat semester/ Dua tahun. Ada satu pengalaman  menarik ketika Prof. Al Makin memerlukan waktu 6 (enam semester) / Tiga tahun baru bisa tulisannya terbit di jurnal wilayah Asia yang terindeks scopus. Saran beliau agar Laporan penelitian jangan langsung dijurnalkan tapi ditahan dulu satu semester baru ditulis ulang. Perlu waktu minimal dua tahun dalam proses pengembangan penulisan dan itu sudah termasuk proses yang cepat. Ngga usah jadi orang yang terlalu cerdas tapi utamanya sifat sabar, ikhlas dan tawakal. Banyak kasus yang terjadi sebuah tulisan artikel untuk jurnal dibuat tanpa melakukan riset dan andaikan riset dibuat tidak dikerjakan dengan serius. Saran Beliau Orang Salatiga jika melakukan riset jangan di Salatiga tapi bagus di tempat yang jauh misalnya di NTB. SPJ-nya jadi gampang bukan muter-muter bikin penelitian di Salatiga.
 
2. POIN KEDUA: Untuk menghasilkan tulisan yang baik disarankan membaca referensi atau bacaan yang yang sejenis atau sama tema-nya. Idealnya satu paper ada 60 referensi semuanya update terbaru dari artikel jurnal ilmiah Online. Jika ingin menulis jurnal Ilmiah sitasi-sitasinya juga juga berasal dari jurnal. Paling tidak artikel
jurnal  yang disitasi adalah terbitan lima tahun terakhir. Penulis yang sering ditolak berarti dia adalah penulis produktif dan  punya nyali atau keberanian yang besar. Jika penulis tidak  pernah ditolak berarti dia belum pernah menulis dan submit artikel jurnal.
 
3. POIN KETIGA : Sekarang ini Akreditasi Jurnal Online didasarkan pada bagus tidaknya kualitas artikel. Dan kelemahan terbesar kita rata-rata orang Indonesia paling banyak pada dua hal:
 
a. RISET dan BACA BUKU.  Selamanya jika Penulis artikel jurnal jika dia Nggak mau riset dan baca buku Ya Nggak akan meningkat kualitas dirinya. Biarpun artikel diedit dan diterjemahkan ke Bahasa Inggris seperti apa pun Nggak akan jadi bagus kualitas artikelnya. Menghadirkan DATA PRIMER sangatlah penting karena hal ini menunjukkan bahwa kita telah bikin riset:  Wujud data penelitian berupa table, statistic, hasil Interview dst. DATA SEKUNDER berwujud article journal yang update terakhir dan data paling mutakhir  didapatkan secara online. Hal ini menunjukkan kita orang yang banyak baca referensi.
Mengenai Riset ada dua macam: RISET PUSTAKA dan PENELITIAN LAPANGAN. Misalnya riset tentang HAMKA karena Beliau sudah wafat khan sudah Nggak bisa diwawancarai. Maka pertama yang dibuat ialah Riset Pustaka dengan mencari di perpustakaan semua manuscript dan buku yang ditulis oleh HAMKA dan juga mengumpulkan semua karya tentang HAMKA. SUMBER PRIMER ialah manuskrip atau buku karya-karya HAMKA bukan pendapatnya orang tentang HAMKA. Berikutnya ada FIELD WORK atau Riset lapangan. Riset lapangan perlu dilihat hasil interviewnya. Perlu ada keterangan di artikel jurnal  mengenai ada tidaknya observasi lapangan.
 
b. LITERATUR. Literatur diutamakan diambilkan dari artikel  jurnal yang bereputasi. Referensi jurnal nasional minimal antara 30-60 artikel dan untuk referensi jurnal Internasional antara 60-100 referensi. Jangan mengambil referensi dari Koran dan majalah lain. Juga tidak boleh ambil referensi dari Wikipedia, Blogspot dan wordpress.
 
4. POIN KE-EMPAT: Prof Al Makin menyampaikan sebuah perumpamaan cerita yang diambil dari mitologi bangsa Yunani yang menggambarkan lemah dan kecilnya posisi penulis secara individu dan kuat dan besarnya kekayaan referensi yang telah ditulis sebelumnya.  Ceritanya ialah sebagai berikut:  Ada Raksasa yang buta bernama Orion dan terdapat makhluq kecil yang lemah bernama Cedalion. Orion sangat besar dan Cedalion sangat kecil sehingga jika Cedalion berada di bawah jika dia diinjak oleh Orion dia bisa pingsan atau mati diinjak oleh sang raksasa. Satu waktu Cedalion dipanggul oleh Orion yang buta dan posisi dipanggulnya itu membuat posisi Cedalion menjadi tinggi. Cedalion juga berfungsi menjadi mata bagi Orion sehingga meski  Cedalion badannya kecil tapi dia punya wawasan yang luas berkat dipanggul oleh raksasa Orion yang buta. Ini adalah perumpamaan antara penulis dan referensi. Jika kita daya-gunakan dan kita baca semua referensi berarti kita menggunakan kekuatan yang besar atau raksasa. Prof Al Makin juga menyampaikan satu perumpamaan lagi. Jika ingin mendapatkan baju Nggak usah bikin baju.
Jika Ingin mendapatkan sepatu Nggak usah bikin pabrik sepatu. Jika ingin menjelaskan tentang Pemikiran HAMKA nggak perlu bikin teori sendiri sudah ada pakar atau ahlinya. Disetiap bidang keilmuan sudah ada ahlinya misalnya HAMKA, Quraisy Syihab, Mukti Ali, Habermas dst.
Dari teori-teori besar ini kita kembangkan yang sudah ditulis oleh orang lain. Kualitas seorang penulis sangat ditentukan oleh banyak sedikit bacaannya. Bacalah referensi yang bagus dan berkualitas. Artikel yang bagus bisa dicari di website moraref.or.id, Google Scholar, Scopus, Doaj.org, Portal Garuda, Academia.edu, Worldcat.com,
EBSCO dst.
 
5.POIN KE-LIMA: Prof A Makin menjelaskan tentang pentingnya menghadirkan FINDING atau temuan dalam penulisan artikel jurnal.
 
Temuan mudah dilihat di Judul dan abstrak artikel. Apa yang sebenarnya yang disebut FINDING itu?  (a) Artikel itu menunjukkan adanya hal-hal yang baru. Hal ini bisa dilihat pada referensi yang ditampilkan di artikel. Intinya penulis wajib membaca referensi sebanyak-banyaknya. Perlu ada target seminggu download 100 artikel jurnal dan seminggu berikutnya membaca 100 artikel minimal 10 artikel. (b) Adanya thesis diambil dari data baru yang diambil dari hasil observasi lapangan. Meski data yang didapatkan sama tetapi harus dilihat dengan cara pandang dan pendekatan yang baru. Info terakhir linearitas keilmuan tidak ditekankan di Indonesia. Perlu ada tulisan kolaboratif. Misalnya ahli matematika dan ahli tafsir Al-Qur’an bertemu untuk berkolaborasi membuat satu tulisan. (c) Harus disebutkan dalam artikel penulis ketika memaparkan teori-teori yang bersilang pendapat si penulis mendukung teori  tertentu.
 
6. POIN KE-ENAM : Materi terakhir yang disampaikan Prof Al Makin ialah STRUKTUR ARTIKEL JURNAL. Idealnya artikel jurnal antara minimal  6.000 sampai maksimalnya 10.000 kata. Abstrak yang merupakan rangkuman terdiri dari 150 sampai 250 kata. Ada pendahuluan yang mengantarkan ke isi pembahasan kemudian Isi pembahasan terdiri dari bab dan sub bab yang dalam bab dan sub bab tersebut terdapat: (a) teori, (b) argument, (c) bukti dan (d) data. Terakhir ialah adanya Kesimpulan.
 
7. POIN KE-TUJUH : Setelah sesi penyampaian materi ada diskusi bebas dan pelatihan untuk mengamati dan memberi kritik terhadap tulisan para presenter yang hadir di Workshop on Writing for  International Publication ini. Dari awal penyampaian materi peserta dipersilahkan bertanya akan hal-hal yang ingin ditanyakan dan selama dua jam mulai jam 9.30 – 11.30 penyampaian materi dan keterlibatan peserta bersifat Interaktif, Bersemangat dan Inspiratif.

No comments:

Post a Comment

Thanks for your comment...I am looking forward your next visit..