11 Scopes or coverage of the study of Linguistics

1. Phonetics (physical sounds)

Definition: The study of the physical production, transmission, and perception of speech sounds. It is concerned with the actual acoustic details and articulatory properties of sounds, regardless of their function in a particular language.


Simple Example: The sound "p" in "spin" and the sound "p" in "pin" are physically different. The first is unaspirated (no puff of air), and the second is aspirated (has a puff of air). Phonetics describes how your lips, tongue, and vocal cords create this difference.
2. Phonology (sound systems)

Definition: The study of how sounds function and pattern within a specific language or languages. It deals with the abstract mental representations of sounds and the rules that govern how they interact (e.g., what sequences are allowed, how sounds change in different contexts).

Simple Example: In English, the "ng" sound [ŋ] (as in "sing") can never appear at the beginning of a word. This is a phonological rule of English. Another example is how the plural "s" is pronounced as /s/ (in "cats"), /z/ (in "dogs"), or /ɪz/ (in "dishes") based on the preceding sound.
3. Morphology (word structure)

Introduction to Linguistics



1. What is Linguistics?

Linguistics is the scientific study of language—its structure, use, and meaning.

• According to Lyons (1981), linguistics is "the scientific study of language, concerned with the nature of human language itself and the systematic investigation of its structure."

• Fromkin, Rodman, & Hyams (2018) define linguistics as the discipline that seeks to describe the knowledge speakers have of their language and explain how this knowledge is acquired and used.

________________________________________

2. Difference Between Language and Linguistics

• Language: A system of communication consisting of sounds, symbols, and grammar used by a community (Sapir, 1921).

• Linguistics: The scientific study about language and its phenomena (Lyons, 1981).

👉 Example:

• Language = English, Bahasa Indonesia, Arabic.

• Linguistics = the study of how verbs work in English, how politeness is expressed in Bahasa, or how Arabic syntax is structured.

Gagasan Prof D. Edi Subroto tentang bahasa dan linguistik

apa gagasan dan pendapat prof d Edi Subroto tentang bahasa dan linguistics?


Prof. Dr. D. Edi Subroto adalah seorang ahli linguistik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) yang dikenal atas kontribusinya dalam kajian morfologi, khususnya dalam perspektif derivasi dan infleksi, dengan fokus pada bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Berikut adalah ringkasan gagasan dan pendapatnya tentang bahasa dan linguistik berdasarkan informasi yang tersedia:

1. **Morfologi Derivasional dan Infleksional**  

   Edi Subroto memberikan perhatian besar pada morfologi, yang didefinisikan sebagai studi tentang perubahan bentuk kata yang berkaitan dengan makna. Ia membedakan dua jenis morfologi:

   - **Infleksi**: Perubahan morfemis pada kata yang mempertahankan identitas leksikalnya, misalnya perubahan bentuk kata untuk menyesuaikan dengan kategori gramatikal seperti jumlah atau waktu (contoh: *buku* → *buku-buku*).

   - **Derivasi**: Perubahan morfemis yang menghasilkan kata baru dengan identitas leksikal berbeda, sering kali mengubah kelas kata (contoh: *tulis* → *penulis*).  

   Subroto menekankan bahwa derivasi memiliki variasi afiks yang lebih beragam dan dapat mengubah kelas kata, sedangkan infleksi memiliki distribusi yang lebih luas tetapi tidak mengubah kelas kata. Pendekatannya menonjol karena berbasis pada data bahasa Indonesia dan Jawa, yang memberikan nilai orisinalitas tinggi, serta selalu mengaitkan morfologi dengan semantik untuk analisis yang lebih komprehensif.[](https://pusatbahasaalazhar.com/artikel-bahasa/kajian-morfologi-infleksi-dan-derivasi-dalam-perspektif-edi-subroto/)[](http://ragilsoetopo18.blogspot.com/2014/05/kajian-derivasi-dan-infleksi-pada-kata.html)

2. **Kata sebagai Unit Sentral**  

Kenapa Bahasa Indonesia itu masuk kategori aglutinatif vs Bahasa-bahasa di Eropa yang inflectional-derivational?

 Bahasa aglutinatif adalah tipe bahasa yang banyak menggunakan proses aglutinasi, yaitu pembentukan kata dengan menggabungkan morfem-morfem terikat (afiks) pada akar kata tanpa mengalami perubahan bentuk atau fusi. Dalam bahasa aglutinatif, afiks seperti prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks dapat dilekatkan secara jelas dan teratur sehingga makna kata dapat dibentuk secara produktif. Bahasa Indonesia adalah salah satu contoh bahasa aglutinatif, di mana proses pembentukan kata baru banyak menggunakan afiksasi seperti me-, di-, be-, pe-, per-, ter-, se-, ke-, dan lain-lain tanpa perubahan bentuk yang rumit pada akar kata.123

Perbedaan antara bahasa Indonesia yang aglutinatif dan bahasa-bahasa Eropa yang memiliki infleksi dan derivasi terletak pada cara pembentukan kata dan perubahan makna. Bahasa Eropa, seperti bahasa Inggris, menggunakan proses infleksi dan derivasi:

  • Infleksi (inflection) adalah proses morfologis yang mengubah bentuk kata untuk menunjukkan kategori gramatikal (seperti tense, number, person) tanpa mengubah makna leksikal atau kelas kata. Contohnya: write - writes - writing - wrote.

  • Derivasi (derivation) adalah proses pembentukan kata baru dengan perubahan makna leksikal dan sering kali perubahan kelas kata, misalnya write - writer (verba menjadi nomina).4

Bahasa Indonesia, sebagai bahasa aglutinatif, lebih mengutamakan penambahan afiks sebagai proses pembentukan kata tanpa perubahan bentuk akar kata secara fusi, sedangkan bahasa Eropa memiliki bentuk kata yang berubah melalui infleksi dan derivasi yang kompleks, yang menggabungkan kedua proses ini. Jadi, bahasa Indonesia cenderung lebih transparan dan teratur dalam pengikatan morfemnya, sementara bahasa Eropa lebih mengandalkan perubahan internal kata dan afiks yang dapat merubah kelas kata dan makna secara lebih variatif.314