🌌 Cerita: Cangkir Kopi dan Alam Semesta
Suatu sore, di sebuah taman universitas, dua sahabat lama bertemu: Arif, seorang dosen filsafat yang beriman, dan Dian, seorang ilmuwan yang mengaku ateis.
Mereka duduk di bawah pohon rindang sambil menikmati kopi panas. Angin berhembus pelan, dan dedaunan jatuh satu per satu ke tanah.
Dian: “Arif, aku sering berpikir, alam semesta ini berjalan dengan hukum-hukumnya sendiri. Tak perlu Tuhan untuk menjelaskannya.”
Arif: “Benar, hukum-hukum alam memang menakjubkan. Tapi bukankah yang membuat hukum itu lebih menakjubkan lagi?”
Dian tersenyum, meneguk kopinya. “Mungkin saja hukum itu muncul begitu saja, seperti kebetulan kosmik.”
Arif lalu menunjuk ke cangkir kopi di tangan Dian.
Arif: “Kopimu itu, apakah muncul sendiri di tanganmu?”
Dian: “Tentu tidak. Aku memesannya dari barista.”
Arif: “Lalu, barista itu membuatnya dengan bahan yang disiapkan petani kopi, bukan?”
Dian: “Ya, benar.”
Arif: “Jadi, sesuatu yang sederhana seperti secangkir kopi pun membutuhkan rantai sebab-akibat yang panjang dan penuh kesadaran manusia. Sekarang, pikirkan alam semesta — jauh lebih kompleks, jauh lebih indah. Apakah masuk akal bila sesuatu yang sesempurna itu muncul tanpa kesadaran yang lebih tinggi?”
Dian terdiam. Ia menatap permukaan kopi yang berputar pelan tertiup angin.
Dian: “Tapi Arif, aku percaya pada bukti ilmiah, bukan pada hal yang tak terlihat.”
Arif: “Dan bukti ilmiah justru menuntun kita pada keteraturan dan keseimbangan. Kalau keteraturan adalah bukti adanya sistem, bukankah sistem menandakan adanya perancang?”
Setelah lama hening, Arif menambahkan pelan:
Arif: “Ketika seseorang menolak keberadaan Tuhan, ia bukan sedang menolak bukti, tapi menolak makna. Ia ingin alam semesta berjalan tanpa harus bertanggung jawab kepada siapa pun.”
Dian menatap langit sore yang mulai berwarna jingga. Ia tidak menjawab, tapi di dalam hatinya ada pertanyaan baru — bukan tentang Tuhan yang harus dibuktikan, melainkan tentang makna keberadaannya sendiri di tengah jagat raya yang begitu tertata.
No comments:
Post a Comment
Thanks for your comment...I am looking forward your next visit..