⏳ 35 hari (±1 bulan) memang waktu yang sangat singkat untuk menerapkan PAR (Participatory Action Research) secara ideal, karena PAR biasanya mencakup siklus berulang: perencanaan → aksi → refleksi → revisi → aksi lagi → refleksi lagi.
Mari kita bahas dengan lebih terstruktur:
🔎 1. Kelayakan PAR dalam 35 Hari
-
Bisa diterapkan, tetapi terbatas.
Kamu mungkin hanya sempat menjalankan satu siklus PAR (plan–act–observe–reflect) tanpa sempat mengulang siklus berikutnya. -
Fokusnya harus sangat sempit.
Misalnya hanya satu masalah spesifik yang bisa diintervensi cepat (contoh: membuat jadwal pengelolaan sampah, membuat kelas literasi sederhana, atau mendampingi posyandu). -
Tantangannya:
-
Waktu refleksi dan evaluasi kurang panjang → dampak jangka panjang sulit diukur.
-
Tidak semua partisipan bisa aktif berkolaborasi penuh dalam waktu sesingkat itu.
-
🔄 2. Metode Lain yang Lebih Tepat untuk Waktu Singkat
Jika waktunya terbatas, kamu bisa mempertimbangkan metode penelitian pengabdian masyarakat yang lebih ringan dan cepat, misalnya:
Metode | Kelebihan | Kesesuaian dengan 35 Hari |
---|---|---|
Community-based Project (Proyek berbasis komunitas) | Fokus pada hasil nyata (produk, pelatihan, layanan), tidak perlu siklus penelitian berulang. | ✅ Sangat cocok – cukup lakukan baseline survey singkat → laksanakan proyek → evaluasi. |
Service-Learning | Mahasiswa belajar sambil mengabdi, dengan laporan refleksi. | ✅ Cocok, karena refleksi bisa dilakukan mingguan, tanpa perlu siklus PAR penuh. |
Rapid Rural Appraisal (RRA) | Metode cepat untuk menggali masalah & potensi desa (wawancara, FGD, observasi cepat). | ✅ Cocok di awal KKN untuk identifikasi masalah & membuat intervensi singkat. |
Descriptive Case Study | Menggambarkan situasi atau intervensi tertentu secara detail. | ✅ Cocok jika tujuannya lebih pada dokumentasi hasil dan bukan siklus aksi berulang. |
💡 Saran Praktis
Jika hanya 35 hari, sebaiknya:
-
Gunakan kombinasi RRA + Community Project
-
Minggu 1: identifikasi masalah (RRA, wawancara, FGD).
-
Minggu 2–4: laksanakan proyek intervensi (pelatihan, penyuluhan, perbaikan fasilitas).
-
Akhir: lakukan evaluasi sederhana (kuesioner kepuasan, wawancara dampak).
-
-
Dokumentasikan perubahan → bisa jadi bahan laporan atau publikasi.
-
Jika tetap ingin PAR, jelaskan dalam laporan bahwa hanya dilakukan satu siklus karena keterbatasan waktu (ini wajar dalam penelitian lapangan berbasis KKN).
No comments:
Post a Comment
Thanks for your comment...I am looking forward your next visit..