Key Differences between Phonetics and Phonology

 


Key Differences between Phonetics and Phonology

AspectPhoneticsPhonology
DefinitionThe study of speech sounds and how they are physically produced, transmitted, and heard.The study of how sounds function and pattern in a particular language or across languages.
FocusSound as a physical phenomenon (articulation, acoustics, perception).Sound as a mental system of rules and patterns.
Unit of StudyPhones (actual sounds).Phonemes (distinctive sound units).
Example QuestionHow is the sound /p/ produced in the mouth?Why does English distinguish /p/ and /b/ in “pat” vs “bat”?
MethodUses tools like spectrograms, acoustic analysis, and articulatory description.Uses abstract representations, minimal pairs, and rule analysis.
Type of AnalysisConcrete and measurable.Abstract and language-specific.
Branch TypesArticulatory, acoustic, and auditory phonetics.Segmental (phonemes) and suprasegmental (stress, intonation) phonology.

Realisasi Sistem Appraisal dan Ideologi dalam Teks Berita Daring tentang Pemindahan Ibukota Negara Republik Indonesia: Kajian Linguistik Sistemik Fungsional

 Realisasi Sistem Appraisal dan Ideologi dalam Teks Berita Daring tentang Pemindahan Ibukota Negara Republik Indonesia: Kajian Linguistik Sistemik Fungsional

Penulis Utama : Faizal Risdianto

NIM / NIP : T111808004

Tujuan penelitian ini adalah mengungkap fenomena Pemindahan Ibukota Negara Republik Indonesia dalam kerangka kerja Sistem Appraisal atau evaluasi bahasa serta konstruksi ideologi yang dapat diidentifikasi dalam 4 (empat) surat kabar daring nasional. Identifikasi tersebut dilakukan dengan mengungkapkan realisasi Attitude, Graduation, dan Engagement sebagai sub-sistem Appraisal. Pendekatan Deskriptif-Kualitatif digunakan untuk membedah fenomena linguistik  ini. Delapan teks berita daring Kompas, Republika, Media Indonesia, dan Jawa Pos antara tanggal 9 Maret 2021 hingga 26 Maret 2022 dikaji dalam penelitian ini. Fokus diberikan pada bahasa evaluatif dalam teks berita daring terkait isu Pemindahan Ibu Kota Negara Republik Indonesia dengan teori Appraisal  sebagai bagian dari  Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) sebagai alat analisis. Hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel dan diagram untuk menggambarkan sistem evaluasi secara sistematis dan holistik, menunjukkan bagaimana penilaian positif dan negatif disampaikan oleh jurnalis dan redaktur media dalam teks berita daring.

2025 Annual International Interdisciplinary Conference and Research Expo (AIICARE)

 

✨ CALL FOR CONTRIBUTIONS✨

AIICARE LP2M UIN Salatiga  invite scholars, researchers, and practitioners to contribute to: 2025 Annual International Interdisciplinary Conference and Research Expo (AIICARE)

Theme: Approaches to Sustainability: Bridging Science, Society, and Culture

📅 Key Dates:

Submission (Full Paper): 22 Oct 2025

Editorial Check & Peer Review: 24–31 Oct 2025

Conference Date: 3–4 November 2025

Notification: 30 Nov 2025

Revision: 29 Dec 2025

📅 Conference Date: 3–4 November 2025

📍 Venue: Laras Asri Hotel, Salatiga

Keynote Speaker

Prof. Zakiyuddin, M.Ag. – Rector of UIN Salatiga

Invited Speakers

Prof. Nasr Muhammad Arif – Cairo University, Egypt

Mr Theophile Rurangwa – Rwanda

Prof. Maila Dinia Rahiem – UIN Jakarta

Prof. Jumanto – Universitas Dian Nuswantoro, Semarang


Conference Topics

1. Sustainable Development Goals (SDGs) in Practice

2. Green Innovations and Emerging Technologies

3. Climate Change Mitigation and Adaptation

4. Cultural Dimensions of Sustainability

5. Sustainable Education and Pedagogy

6. Health, Well-being, and Sustainability

7. Sustainable Business, Finance, and Economics

8. Food Security and Agricultural Sustainability

9. Policy, Governance, and Justice in Sustainability

10. Media, Communication, and Public Awareness for Sustainability

11. Sustainable Architecture and Urban Planning

12. Water, Energy, and Resource Management

13. Interdisciplinary Research Methods for Sustainability

14. Youth, Activism, and Leadership in Sustainability

15. Arts, Humanities, and Creative Approaches to Sustainability


The proceeding paper will be published in the Proceedings Book, published by Taylor & Francis.

📌 Template: https://s.id/templategreenthink

📌 Submission Link: https://bit.ly/GreenThink2025

🔍 Peer-reviewed • Proposed for Scopus Indexing • Open Access

🌱 Scopes (Aligned with 17 SDGs): From Poverty Eradication, Sustainable Cities, Climate Action, to Partnerships for the Goals – your research matters for building a sustainable future.


Conference Fees:

Presenters Fees

Mahasiswa 150 K

Dosen UIN Salatiga 250 K

Dosen umum 350 K


Non-Presenters Fees

Mahasiswa 100 K

Dosen UIN Salatiga 200 K

Dosen umum 300 K


Participants Registration: https://bit.ly/42Qxbwb

Contact Person

📞 Muhamad Gani Rohman ‪‪‪‪‪(+62 857-1682-9216‬‬‬‬‬)

🌟 Organized by GreenThink Conference, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, and Luhur Alam Sejati Foundation in cooperation with ICEMS FITK UIN Jakarta, ICIIS SPS UIN Jakarta, AIICARE LP2M UIN Salatiga

🔗 Let’s unite knowledge for impact. Submit your paper and be part of the global movement for a sustainable future!


Timeline Kehidupan Bani Israil

 1. Masa Penindasan di Mesir oleh Firaun

  • Dalil: "Sesungguhnya Firaun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka (Bani Israil), menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka..." (QS. Al-Qashash: 4)
  • Narasi Lengkap: Setelah wafatnya Nabi Yusuf dan generasinya, bangkitlah penguasa baru yang tidak mengenal Nabi Yusuf. Bani Israil yang awalnya dihormati menjadi tertindas. Firaun memerintahkan pembunuhan sistematis terhadap setiap bayi laki-laki Bani Israil karena takut pada ramalan tentang jatuhnya kekuasaannya.

2. Kelahiran dan Penyelamatan Nabi Musa A.S.

  • Dalil: "Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa A.S.: 'Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah bersedih hati. Sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul.'" (QS. Al-Qashash: 7)
  • Narasi Lengkap: Atas ilham Allah, ibu Musa A.S. menghanyutkannya dalam peti ke sungai Nil. Peti itu ditemukan oleh keluarga Firaun. Musa A.S. kecil menolak disusui oleh siapa pun, hingga akhirnya dibawa kepada ibunya sendiri yang dipanggil ke istana. Thus, Nabi Musa A.S. tumbuh dilindungi oleh Allah, belajar di istana musuhnya sendiri.

3. Diutusnya Nabi Musa A.S. dan Konfrontasi dengan Firaun

  • Dalil: "Pergilah kamu berdua kepada Firaun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut." (QS. Taha: 43-44)
  • Narasi Lengkap: Setelah dewasa dan peristiwa pembunuhan tidak sengaja, Nabi Musa A.S. meninggalkan Mesir. Di lembah Thuwa, ia mendengar panggilan Allah dari sebatang pohon yang menyala: "Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku..." (QS. Taha: 14). Nabi Musa A.S. kemudian diperintahkan kembali ke Mesir bersama saudaranya, Harun.

4. Mukjizat, Tulah, dan Eksodus

  • Dalil (Tulah): "Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak dan darah (sebagai bukti) yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa." (QS. Al-A'raf: 133)
  • Narasi Lengkap: Firaun dan para penyihirnya kalah dalam pertandingan mukjizat, tetapi Firaun tetap ingkar. Allah menurunkan serangkaian tulah sebagai peringatan berlapis. Tulah terakhir, kematian anak sulung, akhirnya memaksa Firaun mengizinkan Bani Israil pergi. Namun, ia segera mengejar mereka dengan bala tentara.

5. Mukjizat Penyelamatan di Laut Merah

  • Dalil: "Lalu Kami wahyukan kepada Musa A.S.: 'Pukullah laut itu dengan tongkatmu.' Maka terbelahlah laut itu, dan setiap belahan seperti gunung yang besar." (QS. Asy-Syu'ara: 63)
  • Narasi Lengkap: Terjepit antara laut dan tentara Firaun, Bani Israil panik. Atas perintah Allah, Nabi Musa A.S. memukul laut dengan tongkatnya, menciptakan jalan kering di tengah-tengahnya. Setelah Bani Israil selamat, laut ditutup kembali, menenggelamkan Firaun yang di saat akhirnya mengaku beriman, tetapi taubatnya tidak diterima (QS. Yunus: 90-92).

6. Ujian Iman di Gurun: Manna, Salwa, dan Air

  • Dalil: "Dan Kami naungi kamu dengan awan (dari panasnya gurun) dan Kami turunkan kepadamu manna dan salwa." (QS. Al-Baqarah: 57)
  • Narasi Lengkap: Di gurun yang gersang, Bani Israil diuji dengan kelaparan dan kehausan. Manna adalah makanan manis seperti madu yang turun di pagi hari, sedangkan Salwa adalah burung puyuh yang lembut yang dapat ditangkap dengan mudah. Saat kehausan, Nabi Musa A.S. atas perintah Allah memukul batu dengan tongkatnya sehingga memancarlah darinya dua belas mata air untuk setiap suku Bani Israil (QS. Al-Baqarah: 60).

7. Ketidakhadiran Nabi Musa A.S. dan Penyembahan Anak Sapi Emas

  • Dalil: "Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa A.S. (memberikan Taurat) setelah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlahnya dengan sepuluh (malam lagi), sehingga sempurna masa yang ditentukan Tuhannya empat puluh malam..." (QS. Al-A'raf: 142)
  • Narasi Lengkap: Saat Nabi Musa A.S. bermunajat di Gunung Thur, kaumnya yang dipimpin oleh Samiri merasa kehilangan figur pemimpin. Samiri mengumpulkan perhiasan emas mereka dan membuatnya menjadi patung anak sapi yang mengeluarkan suara. Bani Israil pun menyembahnya. Nabi Musa A.S. kembali dengan membawa lembaran Taurat, marah besar, menghancurkan patung itu, dan mengusir Samiri.

8. Permintaan Melihat Allah dan Sambaran Petir

  • Dalil: "Dan (ingatlah) ketika kamu berkata: 'Wahai Musa A.S.! Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang-terangan.' Maka halilintar menyambarmu saat kamu menyaksikannya." (QS. Al-Baqarah: 55)
  • Narasi Lengkap: Setelah bertaubat dari penyembahan anak sapi, Nabi Musa A.S. memilih 70 orang terbaik dari Bani Israil untuk datang bersamanya ke gunung dan bertaubat secara khidmat. Namun, di puncak kekhusyukan, mereka justru meminta hal yang mustahil: melihat Allah secara fisik. Akibatnya, mereka disambar petir hingga meninggal, lalu dihidupkan kembali setelah Nabi Musa A.S. memohonkan ampunan (QS. Al-Baqarah: 55-56).

9. Penolakan Memasuki Tanah Suci dan Hukuman 40 Tahun

  • Dalil (Penolakan): "Mereka berkata: 'Wahai Musa A.S., sesungguhnya di dalamnya (negeri itu) ada orang-orang yang gagah perkasa, dan sesungguhnya kami tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar darinya. Jika mereka keluar darinya, pasti kami akan memasukinya.'" (QS. Al-Ma'idah: 22)
  • Dalil (Hukuman): "(Allah) berfirman: 'Maka (negeri itu) diharamkan bagi mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berkelana di bumi (dalam kebingungan). Maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang fasik itu.'" (QS. Al-Ma'idah: 26)
  • Narasi Lengkap: Setelah tiba di perbatasan Palestina, Bani Israil diperintahkan untuk memerangi kaum Jabarin (orang-orang perkasa) yang zalim. Namun, karena takut, mereka menolak dan bahkan meminta Nabi Musa A.S. dan Tuhannya saja yang berperang. Akibat pembangkangan ini, Allah menghukum mereka tersesat dan berputar-putar di Padang Tih selama 40 tahun, di mana generasi tua yang pengecut akan mati secara alamiah.

10. Generasi Baru Memasuki Tanah Suci

  • Dalil: "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman: 'Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya yang banyak lagi enak di mana saja kamu kehendaki. Dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah: 'Bebaskanlah kami dari dosa,' niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu. Dan kelak Kami akan menambah (karunia) kepada orang-orang yang berbuat baik.'" (QS. Al-Baqarah: 58)
  • Narasi Lengkap: Setelah 40 tahun, di bawah pimpinan Nabi Yusha' bin Nun (Yosua), generasi baru Bani Israil yang lebih taat dan pemberani akhirnya memasuki tanah suci. Mereka memasuki kota Ariha dengan merendahkan diri, mengucapkan "Hiththah" (ampunan), sebagai simbol ketundukan kepada Allah.

Kesimpulan Utama

Timeline ini menggambarkan perjalanan spiritual yang penuh ujian. Setiap mukjizat dan keselamatan yang diberikan Allah diikuti dengan ujian keimanan baru. Sayangnya, Bani Israil sering kali gagal dalam ujian-ujian tersebut karena sifat kufur nikmat, keras kepala, dan selalu meminta bukti fisik. Kisah ini menjadi pelajaran abadi tentang pentingnya syukur, ketaatan yang tulus, dan bahayanya menuruti hawa nafsu serta sifat pengecut.