Kasus Mahasiswa NTU (Nanyang Technological University) dan Tuduhan Penyalahgunaan AI

 🏛 Kasus Mahasiswa NTU (Nanyang Technological University)  dan Tuduhan Penyalahgunaan AI

Pada bulan April, tiga mahasiswa Nanyang Technological University (NTU) dituduh menyalahgunakan alat AI dalam penulisan esai akademik karena menggunakan kutipan palsu dan tidak akurat. Mereka membantah tuduhan tersebut dan menyuarakan keprihatinan atas proses hukum yang tidak adil .

NTU kemudian mengadakan konsultasi langsung dengan dua dari tiga mahasiswa tersebut untuk meninjau kembali dugaan pelanggaran. Selain itu, NTU membentuk sebuah panel peninjau banding yang akan melibatkan pakar AI untuk menangani banding dari satu mahasiswa yang merasa diperlakukan tidak adil .

### 📰 1. *Channel News Asia (CNA)*

NTU menyatakan bahwa pada April, tiga mahasiswa dituduh menyalahgunakan AI sehingga menghasilkan kutipan yang palsu dan salah. Mereka menolak tuduhan tersebut dan mempertanyakan keadilan proseduralnya. NTU kemudian mengadakan konsultasi dengan dua dari tiga mahasiswa tersebut, dan akan membentuk panel banding yang melibatkan pakar AI untuk menindaklanjuti banding salah satu mahasiswa itu ([channelnewsasia.com][1]).

The peer-reviewed International Journal of Linguistics, Culture, and Communication (JOLCC)

Jasir Al-Faruq, Octa Pratama Putra, The Analysis of Figurative Language Found in the Prestige Movie , Journal of Linguistics, Culture and Communication: Vol. 2 No. 1 (2024): Journal of Linguistics, Culture, and Communication
Nissa Anindya, Hiqma Nur Agustina, Asa Wisesa Betari, A Language Style Analysis of Press Release at The Walt Disney Company Website , Journal of Linguistics, Culture and Communication: Vol. 2 No. 1 (2024): Journal of Linguistics, Culture, and Communication
Karisma Erikson Tarigan, Speaking Herbs: The Pragmatic Roles of Language in the Creation of Minak Pengalun in Karo Tradition , Journal of Linguistics, Culture and Communication: Vol. 3 No. 1 (2025): Journal of Linguistics, Culture, and Communication
Ibrahim Halil Topal, A CEFR-Oriented Probe into Culture: Implications for Language Learners , Journal of Linguistics, Culture and Communication: Vol. 2 No. 2 (2024): Journal of Linguistics, Culture, and Communication
Lenny Solo, Ninuk Lustyantie, Fathiaty Murtadho, Development of a Speaking Skill Assessment Rubric for Children in English Based on the Universal Design for Learning Approach in Inclusive Schools , Journal of Linguistics, Culture and Communication: Vol. 3 No. 1 (2025): Journal of Linguistics, Culture, and Communication
Dewi Kusumaningsih, Meilisa Nurhana, Sukarno, Eka Susylowati, Strengthening the Concept of Satirical Language through Analyzing the Connotations in the Lyrics of the Song "Cincin" by Hindia , Journal of Linguistics, Culture and Communication: Vol. 2 No. 1 (2024): Journal of Linguistics, Culture, and Communication

Pemeriksaan tata bahasa, sitasi, dan originalitas naskah dengan AI

 Berikut ini penjelasan tentang bagaimana AI dapat digunakan untuk pemeriksaan tata bahasa, sitasi, dan originalitas naskah dengan AI:


1. Pemeriksaan Tata Bahasa (Grammar Check)

AI dapat secara otomatis memeriksa dan memperbaiki kesalahan tata bahasa, ejaan, dan struktur kalimat. Beberapa fitur yang bisa dilakukan:

  • Identifikasi kesalahan grammar: subjek–predikat tidak cocok, tense tidak tepat, preposisi salah.

  • Saran perbaikan gaya bahasa: misalnya kalimat terlalu pasif, terlalu panjang, atau tidak jelas.

  • Penyusunan ulang kalimat: agar lebih efektif dan akademik.

📌 Tools yang umum digunakan:

  • ChatGPT (seperti ini, bisa bantu langsung)

  • Grammarly

  • Microsoft Editor

  • Quillbot (juga bisa untuk parafrase)


2. Pemeriksaan Sitasi (Citation Check)

AI juga bisa memeriksa dan menyarankan perbaikan sitasi dalam naskah ilmiah:

  • Memeriksa format sitasi (APA, MLA, Chicago, dll.)

  • Mendeteksi kutipan tanpa sumber ("citation needed")

  • Membantu menghasilkan kutipan otomatis dari DOI, judul artikel, atau link

📌 Tools yang berguna:

  • Zotero + ZoteroBib

  • Mendeley Cite

  • EndNote

  • ChatGPT (dengan akses data bibliografi bisa bantu mengoreksi sitasi)

Perbedaan Mendasar antara Fast track review dan fast predatory publication




Fast track review dan fast predatory publication adalah dua model publikasi ilmiah yang tampak serupa karena sama-sama menawarkan kecepatan, namun berbeda secara fundamental. Fast track review tetap menjalankan proses peer review yang ketat dan profesional, meskipun dengan waktu yang lebih singkat. Tujuannya adalah untuk mempercepat diseminasi temuan ilmiah yang penting tanpa mengorbankan integritas akademik. Sementara itu, fast predatory publication kerap melewatkan proses review yang memadai atau hanya melaksanakannya secara formalitas demi mendapatkan biaya dari penulis.

Dari segi transparansi dan etika, fast track review biasanya dikelola oleh jurnal bereputasi yang jelas struktur editorialnya, kriteria seleksi naskah, dan biayanya. Sebaliknya, penerbit predator cenderung tidak transparan, menyajikan informasi palsu atau menyesatkan, serta terindikasi melakukan praktik curang, seperti mencantumkan nama ilmuwan tanpa izin. Tujuan utama fast track review adalah mendukung kemajuan ilmu pengetahuan, sedangkan fast predatory publication lebih berorientasi pada keuntungan finansial penerbit dengan mengabaikan kualitas ilmiah.

Meskipun keduanya mengenakan biaya, fast track review menggunakan biaya tersebut untuk mempercepat proses tanpa mengurangi kualitas, sedangkan predatory publication mengenakan biaya tanpa memberikan layanan yang sepadan. Oleh karena itu, penting bagi peneliti untuk memahami perbedaan keduanya agar tidak terjebak pada penerbit predator yang merusak reputasi akademik. Fast track adalah jalur sah dan berkualitas untuk publikasi cepat, sedangkan fast predatory publication adalah praktik eksploitatif yang membahayakan integritas ilmu pengetahuan.