Implementation of Role-Play Technique in Improving Integrated Listening-Speaking Skills


Implementation of Role-Play Technique in Improving Integrated Listening-Speaking Skills

Overview


Role-play is a dynamic teaching technique where learners act out scenarios, taking on specific roles to simulate real-life communication. This method is widely recognized for its effectiveness in developing both listening and speaking skills in an integrated manner, allowing learners to practice language use in contextually meaningful ways723.

Steps for Effective Implementation

Select Relevant Scenarios
Choose situations that reflect real-life contexts relevant to learners, such as team meetings, customer service interactions, making appointments, or job interviews723. This ensures engagement and practical language use.

Define Roles and Objectives
Clearly outline the roles each participant will play and the objectives of the exercise. Provide situation cards or scripts if needed, especially for less confident learners7.

Prepare Learners
Discuss the scenario, possible dialogues, and appropriate vocabulary. Talk about non-verbal communication-like facial expressions and body language-and how these signal active listening78. Provide opportunities to rehearse or develop scripts beforehand.

Conduct the Role-Play
Divide learners into groups or pairs, distribute role cards, and set a time limit for each role-play session. Encourage participants to stay in character and use open-ended questions to promote dialogue78.

Observation and Feedback
Assign an observer to each group who provides positive criticism and suggestions for improvement after the exercise. Immediate feedback helps learners reflect on their listening and speaking performance738.

Reflection and Discussion
After the role-play, facilitate a group discussion to analyze what worked well, what could be improved, and to reinforce learning points. Encourage learners to share their experiences and insights738.

How Role-Play Integrates Listening and Speaking

GAYA KEBAHASAAN DAN TATA TULIS PENYUSUNAN TUGAS AKHIR FTIK UIN SALATIGA

 

GAYA KEBAHASAAN DAN TATA TULIS  PENYUSUNAN TUGAS AKHIR FTIK UIN SALATIGA

A.       Bahasa dan Tata Kutip

1.     Bahasa

Gaya kebahasaan dan tata tulis penyusunan Tugas Akhir yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.

a.     Gaya penulisan.

b.     Keefektifan dan kecermatan penggunaan kalimat.

c.     Kesinambungan dalam dan antar paragraph sehingga kohesif dan koheren.

d.     Ketepatan pemakaian ejaan dan tanda baca.

e.     Ketepatan menulis rujukan dan daftar pustaka.

Gaya penulisan merupakan bagian penting dalam penulisan karya ilmiah. Gaya penulisan Tugas Akhir juga menggunakan gaya penulisan karya ilmiah. Dalam menuliskan kalimat kalimat tidak menampilkan orang pertama dan orang kedua (saya, aku, kami, kita, engkau, kamu, dan sebagainya), tetapi dibentuk menjadi kalimat pasif. Pada penyajian kata pengantar, aku, saya diganti dengan penulis. Selain itu skripsi tidak menggunakan kata yang tidak jelas (mungkin, kadang-kadang, selalu, sering, dan sebagainya). Keefektifan dan kecermatan penggunaan kalimat merupakan bagian yang dapat menggambarkan kemampuan seorang penulis dalam menyampaikan informasi secara

tepat dan cepat. Ketidakcermatan dalam penulisan Tugas Akhir, diantaranya adalah:

a.          kalimat tidak memiliki subyek (S) atau predikat (P), padahal sebuah kalimat sekurang-kurangnya memiliki subjek (S) dan predikat (P);

b.         kalimat mempunyai dua satuan pikiran atau lebih yang tumpang tindih, padahal seharusnya hanya memiliki satu satuan pikiran;

c.          keterangan kalimat diletakan tidak tepat;

d.         subjek didahului kata depan, sehingga bagian yang pokok di dalam kalimat itu menjadi kabur;

e.          anak kalimat tidak logis (salah nalar);

f.           kalimat tidak mempunyai induk kalimat karena semua bagiannya adalah anak kalimat; dan


g.         kalimat bermakna ganda. Kalimat seperti itu perlu disunting agar ide yang dimaksudkan dapat tersampaikan.

h.         Penggunaan kata sambung sebagai awalan kalimat

Kaidah selingkung yang disepakati dalam penulisan ilmiah di lingkungan FTIK

UIN Salatiga, meliputi cara merujuk dan menuliskan daftar pustaka. Adapun ketentuannya adalah sebagai berikut.

2.     Cara Merujuk

Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama akhir dan tahun yang ditulis di dalam kurung. Jika ada dua penulis, perujukan dilakukan dengan cara menyebut nama akhir kedua penulis tersebut. Jika penulisnya lebih dari tiga orang, penulisan rujukan dilakukan dengan cara menulis nama akhir dari penulis pertama tersebut diikuti dengan dkk. untuk orang Indonesia dan et al. untuk orang asing.

Jika nama penulis tidak disebutkan, yang dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan, nama koran, atau nama majalah yang dirujuk itu, sejalan dengan kaidah penulisan daftar pustaka yang dirujuk.

Untuk karya terjemahan, perujukan dilakukan dengan cara menyebutkan nama penulis aslinya. Rujukan dari dua sumber atau lebih yang ditulis oleh penulis yang berbeda dicantumkan dalam satu tanda kurung dengan titik koma (;) sebagai tanda pemisahnya.

Cara merujuk ada dua macam yakni cara merujuk kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.

3.     Cara Merujuk Kutipan Langsung

Kutipan yang berisi kurang dari empat baris ditulis di antara tanda kutip ("...") sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti nama penulis, tahun terbitan, dan nomor halaman. Jika nama penulis ditulis secara terpadu dalam teks, nama itu diikuti tahun dan nomor halaman pustaka yang dirujuk. Tahun dan nomor halaman itu ditulis di dalam tanda kurung. Jika nama penulis tidan disebutkan dalam teks, nama, tahun terbitan, dan nomor halaman itu ditulis di dalam tanda kurung. Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal ('...'). Lihat contoh berikut:

a.    Nama penulis terpadu dalam teks.

Contoh:


Menurut Maududi (1984:29), "jalan hidup yang benar untuk manusia ialah hidup dalam ketaatan kepada Allah".

b.    Nama penulis tidak disebut dalam teks. Contoh:

Jadi, "sistem politik Islam itu didasarkan atas tiga prinsip, yaitu tauhid, risalah, dan khalifah" (Maududi, 1984:37).

c.     Tanda kutip dalam kutipan. Contoh:

Dengan demikian, "orang tidak perlu lagi berbangga-bangga dengan 'gelar palsu' yang disandangnya itu" (Agustian, 2001:253).

Pedoman Penyusunan TA FTIK UIN Salatiga 2025

 



Mnemonic Technique in Vocabulary Mastery

 Definition and Purpose

Mnemonic techniques are memory-enhancing strategies designed to help learners remember information more effectively and efficiently, particularly when learning new vocabulary135. These techniques work by associating unfamiliar words with familiar concepts, images, or patterns, making the new information easier to recall.

Types of Mnemonic Techniques

Several mnemonic techniques are commonly used to improve vocabulary mastery, including:

  • Rhyme-Keys

  • Acronyms

  • Peg Word System

  • Loci Method

  • Keyword Method

Among these, the keyword method is widely recognized as particularly effective for vocabulary learning12.

How the Mnemonic (Keyword) Technique Works

Difference Between Validity and Reliability in Quantitative Research


Difference Between Validity and Reliability in Quantitative Research

Validity and reliability are two foundational concepts in quantitative research, each addressing different aspects of data quality:

Validity refers to the extent to which a research instrument or method accurately measures what it is intended to measure. In other words, a valid study truly reflects the concept or variable it aims to assess. For example, if a survey is designed to measure job satisfaction, validity ensures that the questions actually capture the essence of job satisfaction, not something else7.

Reliability refers to the consistency or repeatability of measurements. A reliable instrument yields the same results under consistent conditions.
If a test is administered to the same group multiple times and produces similar results each time, it is considered reliable67.