GAYA KEBAHASAAN DAN TATA TULIS PENYUSUNAN TUGAS AKHIR FTIK UIN SALATIGA
A. Bahasa dan Tata Kutip
1. Bahasa
Gaya kebahasaan dan tata tulis penyusunan Tugas Akhir yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.
a. Gaya
penulisan.
b.
Keefektifan
dan kecermatan
penggunaan kalimat.
c. Kesinambungan
dalam dan antar
paragraph sehingga
kohesif dan koheren.
d.
Ketepatan pemakaian ejaan dan tanda baca.
e. Ketepatan menulis
rujukan dan daftar
pustaka.
Gaya penulisan merupakan bagian penting dalam penulisan karya ilmiah. Gaya penulisan Tugas Akhir juga menggunakan gaya penulisan karya ilmiah. Dalam menuliskan kalimat kalimat tidak menampilkan orang
pertama dan orang
kedua (saya, aku, kami,
kita, engkau, kamu, dan sebagainya), tetapi dibentuk menjadi
kalimat pasif. Pada penyajian kata pengantar, aku, saya diganti
dengan penulis. Selain
itu skripsi tidak menggunakan
kata yang tidak jelas (mungkin, kadang-kadang, selalu, sering, dan
sebagainya). Keefektifan dan kecermatan penggunaan kalimat merupakan
bagian yang dapat menggambarkan kemampuan seorang penulis dalam menyampaikan informasi
secara
tepat dan cepat. Ketidakcermatan dalam penulisan Tugas Akhir, diantaranya adalah:
a.
kalimat tidak memiliki subyek
(S) atau predikat
(P), padahal sebuah
kalimat sekurang-kurangnya memiliki subjek (S) dan predikat (P);
b.
kalimat mempunyai dua satuan
pikiran atau lebih
yang tumpang tindih,
padahal seharusnya hanya memiliki satu satuan pikiran;
c.
keterangan kalimat
diletakan tidak
tepat;
d.
subjek didahului kata depan,
sehingga bagian yang pokok di dalam kalimat itu menjadi kabur;
e.
anak kalimat
tidak logis
(salah nalar);
f.
kalimat tidak mempunyai induk kalimat karena
semua bagiannya adalah
anak kalimat; dan
g.
kalimat bermakna ganda. Kalimat
seperti itu perlu disunting agar ide yang dimaksudkan
dapat tersampaikan.
h.
Penggunaan kata
sambung sebagai
awalan kalimat
Kaidah selingkung yang disepakati dalam penulisan ilmiah di lingkungan FTIK
UIN Salatiga, meliputi cara merujuk dan menuliskan daftar
pustaka. Adapun ketentuannya adalah sebagai berikut.
2. Cara Merujuk
Perujukan dilakukan dengan menggunakan
nama akhir dan tahun yang ditulis di dalam kurung. Jika ada dua penulis,
perujukan dilakukan dengan cara menyebut nama akhir kedua penulis tersebut.
Jika penulisnya lebih dari tiga orang, penulisan rujukan dilakukan dengan cara menulis
nama akhir dari penulis pertama
tersebut diikuti dengan dkk. untuk orang Indonesia dan et al. untuk
orang asing.
Jika nama penulis tidak disebutkan, yang
dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama dokumen
yang diterbitkan, nama koran, atau nama majalah yang dirujuk itu, sejalan
dengan kaidah penulisan daftar pustaka yang dirujuk.
Untuk karya terjemahan, perujukan
dilakukan dengan cara menyebutkan nama penulis aslinya. Rujukan dari dua sumber
atau lebih yang ditulis oleh penulis yang berbeda dicantumkan dalam satu tanda
kurung dengan titik koma (;) sebagai tanda pemisahnya.
Cara merujuk ada dua macam yakni cara
merujuk kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
3. Cara Merujuk
Kutipan Langsung
Kutipan yang berisi kurang dari empat
baris ditulis di antara tanda kutip ("...") sebagai bagian
yang terpadu dalam teks utama,
dan diikuti nama penulis, tahun terbitan,
dan nomor halaman. Jika nama penulis ditulis secara terpadu dalam teks, nama
itu diikuti tahun dan nomor halaman
pustaka yang dirujuk. Tahun dan
nomor halaman itu ditulis di dalam tanda kurung. Jika nama penulis tidan
disebutkan dalam teks, nama, tahun terbitan, dan nomor halaman itu ditulis di
dalam tanda kurung. Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal
('...'). Lihat contoh berikut:
a. Nama penulis
terpadu dalam teks.
Contoh:
Menurut Maududi
(1984:29), "jalan hidup yang benar untuk manusia
ialah hidup dalam ketaatan
kepada Allah".
b.
Nama penulis tidak
disebut dalam teks.
Contoh:
Jadi,
"sistem politik Islam itu didasarkan atas
tiga prinsip, yaitu tauhid, risalah, dan khalifah" (Maududi, 1984:37).
c. Tanda kutip dalam kutipan. Contoh:
Dengan demikian, "orang tidak perlu lagi berbangga-bangga dengan 'gelar palsu' yang disandangnya itu" (Agustian, 2001:253).
d. Kutipan lebih
dari empat baris
ditulis tanpa tanda kutip, terpisah
dari teks, dimulai pada karakter keenam dari pias
kiri, dan diketik dengan spasi tunggal. Jika dalam kutipan terdapat paragraf
baru, garis barunya dimulai dengan
mengosongkan lima karakter lagi dari tepi garis teks kutipan.
Contoh:
Berkaitan
dengan hal tersebut, Agustian (2001:253) menyatakan sebagai berikut.
Kenyataannya, banyak ilmu pengetahuan yang telah dimiliki
seseorang namun jarang sekali atau bahkan tidak pernah digunakan. Hal ini terjadi
karena ilmu pengetahuan yang dilambangkan dengan gelar di depan atau di belakang
nama seseorang saat ini telah menjadi "paradigma" yaitu
sebagai posisi atau kedudukan. Akibatnya, paradigma ini telah melahirkan orang-orang yang memilki
banyak ilmu, namun hanya untuk sebuah
kedudukan di mata masyarakat. Ironisnya lagi, sekarang
banyak orang yang membeli gelar-gelar tersebut, yang kemudian dihargai dengan
nilai mata uang, bukan nilai keilmuan ataupun aplikasinya.
e.
Kutipan yang
Sebagian Dihilangkan.
Apabila dalam mengutip langsung
ada kata-kata dalam kalimat yang dibuang, maka kata-kata yang dibuang diganti dengan
tiga titik.
Contoh:
"Penderitaan ialah apabila ketidakadilan diciptakan sendiri
oleh sebagian ... atas anak manusia lain" (Nadjib,
1992:146).
Apabila ada kalimat yang dibuang, maka kalimat yang dibuang diganti dengan empat titik. Titik terakhir merupakan tanda
selesainya kalimat.
Contoh:
"Bahaya paling besar yang dihadapi umat manusia pada zaman sekarang
bukanlah
ledakan bom atom,
tetapi perubahan fitrah.
.... Inilah mesin berbentuk manusia
yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan dan kehendak alam
yang fitrah. Ia telah dijual dan dia sendirilah yang harus membayar
harganya" (Agustian, 2001: xliii)
3. Cara Merujuk
Kutipan Tidak Langsung
Kutipan yang disebut secara tidak
langsung atau dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri ditulis tanpa tanda
kutip atau terpadu dalam teks. Nama penulis bahan pustaka dapat disebut terpadu
dalam teks, atau ditulis dalam kurung bersama tahun penerbitannya. Jika yang dirujuk
bagian tertentu, nomor
halaman disebutkan. Jika buku
dirujuk secara keseluruhan atau yang dirujuk terlalu banyak atau meloncat-loncat, nomor halaman boleh tidak disebutkan. Perhatikan contoh
berikut.
a.
Nama penulis ditulis terpadu
dalam teks, tahun penerbitan dan nomor halaman ditulis dalam kurung.
Contoh:
Dalam hal ini, Nadjib (1993:136) menyatakan bahwa hidup ini akan lebih bermakna jika, misalnya, kita bangun di
tengah malam tidak sekedar untuk menonton Piala Dunia, tetapi juga untuk ber-tahajjud.
b.
Nama penulis, tahun penerbitan, dan nomor halaman
ditulis dalam kurung. Contoh:
Alangkah indahnya hidup ini, jika ketika kita shalat, ruhani
kita bergerak menuju
Zat Yang Maha Mutlaq. Pikiran terlepas dari keadaan riil dan
panca indera melepaskan diri dari
segala macam keruwetan peristiwa di sekitarnya (Sangkan, 2005:13)
c.
Nama penulis ditulis terpadu
dalam teks, tahun
penerbitan tanpa nomor halaman
ditulis dalam kurung.
Contoh:
Berbeda dengan buku-buku
lain yang membahas
tentang kecerdasan emosional
dan spiritual, buku Agustian (2001) menguraikan kedua kecerdasan
tersebut dalam perspektif rukum iman dan rukun Islam.
d.
Nama penulis dan tahun
penerbitan tanpa nomor halaman ditulis
dalam kurung. Contoh:
Dzikir harus dipahami secara utuh dan komprehensif. Dzikir
tidak sebatas ritual (lisan dan hati), tetapi juga harus samapi pada dataran
dzikir sosial dan idiologikal.
Inilah yang dimaksud dengan dzikir amaliah, yang merupakan
manifestasi dari rangkaian dzikir lisan, hati, dan akal (Ilham, 2003).
4. Cara Menulis
Daftar Pustaka
Daftar pustaka yang ditulis harus sesuai
dengan bahan pustaka yang dirujuk dalam teks skripsi. Jadi, semua bahan pustaka
yang dikutip dalam teks skripsi baik secara langsung maupun tidak langsung,
harus ditulis dalam daftar pustaka. Bahan pustaka yang dibaca dan telah menjadi
kekayaan (ilmu) secara pribadi tetapi tidak dikutip dalam teks skripsi, tidak
perlu dicantumkan dalam daftar pustaka.
Daftar
pustaka ditulis langsung
setelah teks skripsi
berakhir dengan ganti
halaman baru dan diberi judul DAFTAR
PUSTAKA. Judul itu ditulis dengan huruf kapital semua, bold, berukuran 12, diletakkan di tengah halaman, dan jarak dengan
teks di bawahnya empat spasi. Urutan penulisan nama penulis bahan pustaka yang
dicantumkan dalam daftar pustaka sesuai urutan huruf abjad. Selanjutnya,
penulisan antara bahan pustaka satu dengan lainnya
berjarak dua spasi,
sedangkan penulisan satu bahan pustaka yang lebih dari satu
baris, berjarak satu spasi.
Unsur-unsur yang ditulis dalam daftar
pustaka secara berturut-turut meliputi (1) nama penulis ditulis dengan urutan:
nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun
penerbitan, (3) judul, termasuk anak judul (subjudul) , (4) kota tempat
penerbitan, dan (5) nama penerbit. Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi
tergantung jenis sumber pustakanya.
Adapun ketentuan penulisan huruf-huruf
dalam daftar pustaka adalah sebagai berikut.
a.
Huruf miring digunakan untuk
menulis judul buku, skripsi, tesis, disertasi, nomor penerbitan, bahan pustaka dari internet dan nama majalah,
koran, jurnal, serta dokumen resmi pemerintah. Huruf
pertama dari setiap kata (termasuk semua kata ulang sempurna) ditulis dengan
huruf kapital, kecuali kata-kata seperti: di, ke, dari, dan, dengan, yang, dalam, untuk, bagi, pada yang tidak terletak pada
posisi awal. Contoh: (1) Bahasa dan Sastra, (2) Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma, (3)
Asas-Asas Hukum Islam, (4) Ayat-Ayat
Cinta, (5) Suara Merdeka, (6) Ijtihad.
b.
Huruf tegak digunakan untuk menulis nama penulis, kota tempat penerbitan,
penerbit, judul artikel, makalah, lagu, cerpen, dan puisi. Huruf
pertama dari setiap kata (termasuk semua kata ulang sempurna) dan singkatan nama suatu lembaga
ditulis dengan huruf
kapital, kecuali kata-kata seperti: di, ke, dari,
dan, dengan, yang, dalam, untuk, bagi, pada yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh: (1) Ilham, Muhammad Arifin, (2) New York, (3) UIN
Salatiga Press, (4) Pustaka Pelajar, (5) Dari Tanah Kembali ke Tanah, (6)
Indahnya Suasana Jamaah Subuh.
Nama penulis yang terdiri dari dua kata
atau lebih ditulis dengan urutan: nama akhir diikuti koma, nama awal (disingkat
atau tidak disingkat tetapi harus konsisten dalam satu karya ilmiah), nama
tengah (kalau ada), dan diakhiri dengan titik. Pengedepanan nama akhir penulis
bersifat menyeluruh (pukul rata), tidak dipertimbangkan apakah nama akhir itu
nama asli, nama orang tua, nama keluarga, nama marga, atau nama suaminya. Hal
ini dilakukan untuk keseragaman, konsistensi, dan mempermudah penulisan karena
sulit membedakan nama akhir penulis yang merupakan nama asli, nama orang tua,
nama keluarga, nama marga, atau nama suaminya.
Apabila sumber yang dirujuk ditulis
oleh tim, semua nama penulisnya harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Penulisan nama penulis
itu dimulai dari dari tepi kiri, sedangkan baris selanjutnya dimukai pada
karakter keenam.
Dalam pedoman penulisan skripsi ini, format kutipan
dan bibliografi yang digunakan dalam penulisan akademik mengikuti pedoman American Psychological Association (APA).
Format ini dipilih karena ilmu sosial
biasanya menggunakan APA untuk pengacuan sumber
dan penulisan daftar
pustaka. Format APA yang dirujuk
dalam Panduan Sitasi ini didasarkan pada Publication
Manual of the American Psychological Association, serta
informasi dari http://www.apastyle.org/.
Adopsi format APA di pedoman penulisan
skripsi ini memastikan bahwa karya
ilmiah yang dihasilkan oleh komunitas akademik, seperti
skripsi tetap seragam dan dapat dipertanggungjawabkan saat mengutip sumber yang
kredibel.
Berikut adalah ketentuan dan
contoh-contoh penulisan daftar pustaka dari berbagai macam bahan pustaka.
5. Bahan
Pustaka Berupa
Buku.
Bahan pustaka berupa buku, urutan
penulisannya: nama penulis, tahun terbit, judul buku, kota terbit, dan
penerbit. Untuk memisahkan bagian-bagian tersebut digunakan tanda
titik (.), kecuali
antara kota dan penerbit digunakan
tanda titik dua (:).
Contoh:
a. Buku
dengan Satu
Penulis yang
Namanya Hanya
Satu Kata.
Bahroni. B.
(2003). Kritik
Sosial dalam Karya Emha Ainun Nadjib: Telaah Linguistik.
Salatiga: UIN Salatiga Press.
b.
Buku dengan
Satu Penulis
yang Namanya
Dua Kata
(John Matthews)
Matthews,
J. (1999). The art of childhood and
adolescence: The construction
of meaning.
Falmer Press.
c.
Buku dengan Satu Penulis yang
Namanya Tiga Kata (Russel B. Goodman) Goodman, R.B., (1990), American
Philosophy and the Romantic
Tradition, Cambridge:
Cambridge
University Press.
d.
Buku yang Ditulis
Oleh Tim (Kirk A. Kaufman,
Craig R. Glass,
& Timothy R.
Pineau).
Kaufman, K. A., Glass, C. R., & Pineau, T. R.
(2018). Mindful sports performance enhancement: Mental training for athletes and coaches. American
Psychological Association.https://doi.org/10.1037/0000048-00
6. Beberapa
Buku dengan
Penulis Sama.
Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan diikuti oleh lambang a, b, c, dan seterusnya yang urutannya ditentukan berdasarkan abjad judul buku-bukunya.
Contoh:
Hernowo. (2003a.) Andaikan Buku Itu Sepotong Pizza: Rangsangan Baru untuk Melejitkan Word
Smart. Bandung: Kaifa.
(2003b). Main-Main dengan Teks
Sembari Mengasah Kecerdasan Emosi.
Bandung: Kaifa.
(2003c). Quantum Reading:
Cara Cepat nan Bermanfaat untuk Merangsang
Munculnya Potensi Membaca. Bandung: MLC.
(2004a). Breaking the
Habit. Bandung: Menulis untuk Mengenal dan Mengubah Diri. Bandung:
MLC.
(2004b).
Langkah Mudah
Membuat Buku
yang Menggugah.
Bandung: MLC.
7. Buku
Berisi Kumpulan Artikel
yang Ada Editornya.
Sama
dengan menulis bahan
pustaka berupa buku ditambah dengan
(Ed.) jika ada satu editor dan (Eds.) jika editornya
lebih dari satu, di antara nama penulis dan tahun penerbitan.
Contoh:
Aminuddin (Ed.). (1990). Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra.
Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.
Ali, M. &
Wicaksono, A (Eds.) 2008. Napak
Tilas ke Jabal Rahmah. Bandung: Nurul Ilmi.
8. Bahan
Pustaka Berupa
Artikel.
a. Artikel
dalam Buku
Kumpulan Artikel
yang Ada
Editornya.
Nama penulis
artikel ditulis di depan diikuti
dengan tahun penerbitan.
Nama editor ditulis seperti menulis nama biasa, diberi keterangan (Ed.) bila hanya
satu editor,
dan (Eds.) bila lebih dari satu editor.
Nomor halamannya ditulis
dalam kurung.
Contoh:
Hasan, M.Z. (1990). Karakteristik Penelitian
Kualitatif. Dalarn Arninuddin (Ed.), Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa
dan Sastra (hlm. 12- 25).
Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.
Kurniawati, I. (2008). Wanita Korban Mode. Dalam
Hikmawati & Putri Salsabila (Eds.), Menutup
Aurat Menurut Syariat Islam (hlm. 112). Jakarta: Pustaka Hidayah.
b. Artikel
dalam Jurnal
Nama penulis ditulis paling depan
diikuti dengan tahun, judul artikel, dan nama
jurnal. Bagian akhir berturut-turut ditulis
jurnal tahun ke berapa, nomor berapa
(dalam kurung), dan nomor halaman dari artikel tersebut.
Contoh:
Norwanto, N., & Risdianto, F. (2022). The Norm Establishment in WhatsApp Group Conversations. Journal of Language
and Literature, 22(2), 504-517.
c.
Artikel dalam
Jurnal dari
CD-ROM
Penulisannya sama dengan
rujukan dari artikel
dalam jurnal cetak ditambah dengan penyebutan
CD-ROM-nya dalam kurung.
Contoh:
Krashen, S., Long, M., & Scarcella,
R. (1979). Age, Rate, and Eventual Attainment in Second
Language Acquisition. TESOL Quarterly, Vol. 13, No. 4, pp. 573-
582
d. Artikel
dalam Majalah
atau Koran
Nama penulis ditulis paling depan,
diikuti oleh tanggal, bulan, tahun (jika ada), judul artikel, nama majalah, dan
diikuti nomor halaman.
Contoh:
Mannan, A. (2009).
Strategi Meningkatkan Mutu Diri.
Hidayatullah. Hidayatullah, hlm. 98.
e.
Bahan Pustaka dari Koran Tanpa Penulis
Nama koran ditulis
di bagian awal. Tanggal,
bulan, dan tahun ditulis setelah nama koran, kemudian judul dan
diikuti dengan nomor halaman.
Contoh:
Republika. 10 Januari 2009. Serdadu
Israel Membantai Rakyat
Palestina Secara Biadab,
hlm.2.
f.
Bahan Pustaka dari Dokumen
Resmi Pemerintah yang Diterbitkan oleh Suatu
Penerbit Tanpa Penulis dan Tanpa Lembaga
Judul atau nama dokumen ditulis
di bagian awal, diikuti tahun penerbitan
dokumen, kota penerbit, dan nama
penerbit.
Contoh:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2004.
Jakarta: PT Armas Duta Jaya.
g.
Bahan Pustaka
dari Lembaga yang
Ditulis Atas
Nama Lembaga
Tersebut
Nama lembaga penanggungjawab langsung
ditulis paling depan, diikuti dengan tahun, judul karangan, nama tempat
penerbitan, dan nama lembaga yang bertanggung jawab atas penerbitan karangan
tersebut.
Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
(1978). Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
h.
Bahan Pustaka
Berupa Karya
Terjemahan
Nama penulis asli ditulis paling depan,
diikuti tahun penerbitan karya asli, judul terjemahan, nama penerjemah, tahun
terjemahan, nama tempat
penerbitan dan nama penerbit
terjemahan. Apabila tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkan, ditulis
dengan kata Tanpa tahun.
Contoh:
Maududi, Abul A’la.
Tanpa tahun. Penjajahan Peradaban. Terjemahan oleh Afif Mohammad. (1986). Bandung: Pustaka.
i. Bahan
Pustaka Berupa
Skripsi, Tesis,
atau Disertasi.
Nama penulis ditulis paling depan,
diikuti tahun yang tercantum pada sampul, judul skripsi,
tesis, atau disertasi diikuti dengan pernyataan tidak diterbitkan,
nama kota tempat perguruan tinggi, dan nama fakultas (jurusan) serta nama
perguruan tinggi.
Contoh:
Kuniah, S. B (2006). Pengaruh Pembiasaan Beribadah di Sekolah
Terhadap Akhlaq Mulia pada Siswa
SDIT Nurul Islam
Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten
Semarang. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan
Pendidikan Agama Islam UIN Salatiga.
j.
Bahan Pustaka Berupa Makalah
yang Disajikan dalam Seminar, Penataran, atau Lokakarya
Nama penulis ditulis
paling depan, dilanjutkan dengan tahun, judul makalah,
kemudian diikuti pernyataan "Makalah disajikan dalam ...", nama
pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat penyelenggaraan, dan tanggal serta
bulannya.
Contoh:
Hariyadi, R. (2007). Analisis Data
Kualitatif. Makalah Disajikan dalam Workshop Penelitian bagi Dosen KOPERTAIS di
Ungaran, Fakultas Agama Islam UNDARIS UNGARAN, 14 Juni.
k.
Bahan Pustaka
dari Internet
Berupa Karya
Individual
Nama penulis ditulis
seperti rujukan dari bahan cetak,
diikuti secara berturut- turut oleh tahun, judul karya tersebut
dengan diberi keterangan dalam
kurung (Online), dan diakhiri dengan
alamat sumber rujukan
tersebut disertai dengan
keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung,
Contoh:
Jones, J. (2020, May 10).
Why flats dominate Spain's housing market.
BBC. https://www.bbc.com/worklife/article/20200506-why-do-flats- dominate-spains-housing-market. Diakses 12
Juni 2024).
l.
Bahan Pustaka dari Internet Berupa
Artikel dari Jurnal
Nama penulis ditulis
seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tahun, judul artikel, nama jurnal dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), volume
dan nomor, dan diakhiri dengan
alamat sumber rujukan
tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung. Contoh:
Griffith, A.I. (1995) (Coordinating
Family and School: Mothering for Schooling, Education
Policy Analysis Archives, (OnIine), Vol. 3, No. I,
(http://olam,ed,asu.edu/epaa/, diakses 12 Februari 1997).
Kumaidi. (1998)(. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jumal Ilmu Pendidikan, (Online), Jilid 5, No.4, (http://www.malang.ac,id, diakses 20 Juni 2024).
m. Bahan Pustaka
dari Internet Berupa
Bahan Diskusi
Nama penulis ditulis
seperti rujukan dari bahan cetak,
diikuti secara berturut- turut oleh tanggal, bulan,
tahun, topik bahan diskusi, nama
bahan diskusi dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan
alamat e-mail sumber rujukan
tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung. Contoh:
Wilson, D. 20 November 1995. Summary of
Citing Internet Sites. NETTRAlN
Discussion List, (Online), (NETTRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu,
diakses 22 Nopember 1995).
n. Bahan
Pustaka dari
Internet Berupa
E-mail Pribadi
Nama pengirim (jika ada) dan disertai
keterangan dalam kurung (alamat e- mail pengirim), diikuti secara
berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik isi bahan, nama yang dikirimi
disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail yang dikirimi).
Contoh:
Davis, A.
(a.davis@uwts.edu.au).
10 Juni
1996. Learning
to Use Web Authoring Tools.
E-mail kepada Alison Hunter (huntera@usq.edu.au).
Naga, Dali S. (ikip-jkt@indo.net.id). 1 Oktober 1997. Artikel
untuk JIP. E-mail kepada Ali Saukah (jippsi@rnlg.ywcn.or.id).
o.
Bahan Pustaka dari Internet
yang Tidak Mencantumkan Nama Penulis Contoh:
http://www.info-indo.com/indonesia/history/java.htm : The History of Islam in Indonesia.
www.indo.com/indonesia/hstory.html
: The Spread of Islam to Southeast Asia.
Catatan: Penulisan bahan
pustaka dari internet
yang tidak mencantumkan nama penulis ini
dalam Daftar Pusaka diletakkan pada urutan terakhir.
B.
Tata Tulis
1. Kertas dan Ukuran
Skripsi diketik pada kertas berukuran A4
(21cm x 29,7cm) dengan berat 80 gram. Apabila digunakan kertas khusus, seperti
kertas millimeter untuk grafik, kertas kalkir untuk bagan, maka boleh digunakan
kertas di luar atas ukuran yang telah ditentukan dan dapat dilipat sesuai
dengan ukuran kertas naskah.
2. Spasi
Pengetikan
a.
Jarak antar baris satu denga baris berikutnya dalam pengetikan skripsi
adalah dua spasi kecuali
abstrak ditulis satu spasi.
b.
Judul bab ditebalkan, sedangkan judul tabel dan gambar tidak ditulis
tebal dan yang lebih dari satu baris
diketik dengan jarak satu spasi.
c.
Daftar pustaka diketik dengan jarak satu spasi, sedangkan
jarak antar sumber diketik dua spasi.
d.
Jarak anrata penunjuk bab (misalnya BAB I) dengan tajuk bab (misalnya PENDAHULUAN) adalah dua spasi.
e.
Jarak antara tajuk bab (judul
bab) dengan teks pertama isi naskah atau antara tajuk bab dengan tajuk sub bab adalah
empat spasi.
f.
Jarak antara tajuk sub bab (Judul bab) dengan baris pertama teks isi naskah
adalah dua spasi.
g.
Kalimat pertama pada alenia pertama
dalam setiap bab ditulis tidak menjorok ke dalam (indent). Sedangkan alenia kedua dan seterusnya ditulis menjorok kedalam (ke kanan).
h.
Jarak antara baris akhir teks ini dengan tajuk sub berikutnya adalah
empat spasi.
i.
Jarak antara
teks dengan
tabel, gambar,
grafik, atau
diagram adalah
tiga spasi.
3. Batas
margin pengetikan
naskah
Batas tepi pengetikan naskah mengikuti ketentuan sebagai berikut.
Tepi atas : 4 cm Tepi
bawah : 3 cm Tepi kiri : 4 cm
Tepi kanan : 3 cm
4. Pengetikan
alenia baru
Pengetikan teks selalu dimulai dari tepi
kiri, kecuali pengetikan alenia baru dimulai pada huruf keenam dari tepi kiri.
No comments:
Post a Comment
Thanks for your comment...I am looking forward your next visit..