GAYA KEBAHASAAN DAN TATA TULIS PENYUSUNAN TUGAS AKHIR FTIK UIN SALATIGA
A. Bahasa dan Tata Kutip
1. Bahasa
Gaya kebahasaan dan tata tulis penyusunan Tugas Akhir yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.
a. Gaya
penulisan.
b.
Keefektifan
dan kecermatan
penggunaan kalimat.
c. Kesinambungan
dalam dan antar
paragraph sehingga
kohesif dan koheren.
d.
Ketepatan pemakaian ejaan dan tanda baca.
e. Ketepatan menulis
rujukan dan daftar
pustaka.
Gaya penulisan merupakan bagian penting dalam penulisan karya ilmiah. Gaya penulisan Tugas Akhir juga menggunakan gaya penulisan karya ilmiah. Dalam menuliskan kalimat kalimat tidak menampilkan orang
pertama dan orang
kedua (saya, aku, kami,
kita, engkau, kamu, dan sebagainya), tetapi dibentuk menjadi
kalimat pasif. Pada penyajian kata pengantar, aku, saya diganti
dengan penulis. Selain
itu skripsi tidak menggunakan
kata yang tidak jelas (mungkin, kadang-kadang, selalu, sering, dan
sebagainya). Keefektifan dan kecermatan penggunaan kalimat merupakan
bagian yang dapat menggambarkan kemampuan seorang penulis dalam menyampaikan informasi
secara
tepat dan cepat. Ketidakcermatan dalam penulisan Tugas Akhir, diantaranya adalah:
a.
kalimat tidak memiliki subyek
(S) atau predikat
(P), padahal sebuah
kalimat sekurang-kurangnya memiliki subjek (S) dan predikat (P);
b.
kalimat mempunyai dua satuan
pikiran atau lebih
yang tumpang tindih,
padahal seharusnya hanya memiliki satu satuan pikiran;
c.
keterangan kalimat
diletakan tidak
tepat;
d.
subjek didahului kata depan,
sehingga bagian yang pokok di dalam kalimat itu menjadi kabur;
e.
anak kalimat
tidak logis
(salah nalar);
f.
kalimat tidak mempunyai induk kalimat karena
semua bagiannya adalah
anak kalimat; dan
g.
kalimat bermakna ganda. Kalimat
seperti itu perlu disunting agar ide yang dimaksudkan
dapat tersampaikan.
h.
Penggunaan kata
sambung sebagai
awalan kalimat
Kaidah selingkung yang disepakati dalam penulisan ilmiah di lingkungan FTIK
UIN Salatiga, meliputi cara merujuk dan menuliskan daftar
pustaka. Adapun ketentuannya adalah sebagai berikut.
2. Cara Merujuk
Perujukan dilakukan dengan menggunakan
nama akhir dan tahun yang ditulis di dalam kurung. Jika ada dua penulis,
perujukan dilakukan dengan cara menyebut nama akhir kedua penulis tersebut.
Jika penulisnya lebih dari tiga orang, penulisan rujukan dilakukan dengan cara menulis
nama akhir dari penulis pertama
tersebut diikuti dengan dkk. untuk orang Indonesia dan et al. untuk
orang asing.
Jika nama penulis tidak disebutkan, yang
dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama dokumen
yang diterbitkan, nama koran, atau nama majalah yang dirujuk itu, sejalan
dengan kaidah penulisan daftar pustaka yang dirujuk.
Untuk karya terjemahan, perujukan
dilakukan dengan cara menyebutkan nama penulis aslinya. Rujukan dari dua sumber
atau lebih yang ditulis oleh penulis yang berbeda dicantumkan dalam satu tanda
kurung dengan titik koma (;) sebagai tanda pemisahnya.
Cara merujuk ada dua macam yakni cara
merujuk kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
3. Cara Merujuk
Kutipan Langsung
Kutipan yang berisi kurang dari empat
baris ditulis di antara tanda kutip ("...") sebagai bagian
yang terpadu dalam teks utama,
dan diikuti nama penulis, tahun terbitan,
dan nomor halaman. Jika nama penulis ditulis secara terpadu dalam teks, nama
itu diikuti tahun dan nomor halaman
pustaka yang dirujuk. Tahun dan
nomor halaman itu ditulis di dalam tanda kurung. Jika nama penulis tidan
disebutkan dalam teks, nama, tahun terbitan, dan nomor halaman itu ditulis di
dalam tanda kurung. Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal
('...'). Lihat contoh berikut:
a. Nama penulis
terpadu dalam teks.
Contoh:
Menurut Maududi
(1984:29), "jalan hidup yang benar untuk manusia
ialah hidup dalam ketaatan
kepada Allah".
b.
Nama penulis tidak
disebut dalam teks.
Contoh:
Jadi,
"sistem politik Islam itu didasarkan atas
tiga prinsip, yaitu tauhid, risalah, dan khalifah" (Maududi, 1984:37).
c. Tanda kutip dalam kutipan. Contoh:
Dengan demikian, "orang tidak perlu lagi berbangga-bangga dengan 'gelar palsu' yang disandangnya itu" (Agustian, 2001:253).