Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) & Bahasa Sebagai Sistem Semiotik Sosial

 

Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) & Bahasa Sebagai Sistem Semiotik Sosial


Ditranslate dan kemudian sedikit dimodifikasi dari sumber ini    https://en.wikipedia.org/wiki/Systemic_functional_linguistics

Pendahuluan

Linguistik SistemikFungsional (LSF) diyakini menjadi teori yang sangat aplikatif dalam menjawab masalah kebahasaan sehari-sehari. Teori ini juga membantu analisis sebuah diskursus (discourse) dan bidang yang lain seperti pendidikan dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa.

Linguistik Sistemik Fungsional (LSF), atau Systemic Functional Linguistic (SFL), merupakan pendekatan Linguistik yang bertujuan untuk memahami bagaimana sebuah teks membentuk maknanya dalam sebuah konteks. Teks merujuk pada semua fenomena kebahasaan, dalam media apapun, yang dapat dimengerti oleh orang yang mengetahui bahasa yang digunakan oleh teks tersebut.  

Untuk membantu analisanya, LSF membagi konteks di mana bahasa muncul ke dalam dua jenis: konteks situasi dan budaya. Konteks situasi merujuk pada tiga hal dalam suatu tindakan berbahasa: siapa saja yang terlibat, situasi apa yang sedang terjadi, dan fungsi apa yang dimiliki oleh bahasa dalam situasi tersebut.

Konteks budaya dalam LSF merujuk kepada apa saja yang dapat digunakan atau dilakukan oleh suatu anggota budaya tertentu untuk membuat makna, misalkan melalui gestur, kualitas vokal, raut wajah, dll.

Linguistik Fungsional Sistemik bermula dari asumsi J.R. Firth  tentang Bahasa, bahwa bahasa kembali pada dirinya (Language turned back on itself). J.R. Firth (1930-1950) meyakini bahasa akan kembali pada kealamiannya (nature) yakni berkaitan langsung dengan posisi filosofis dari bahasa itu sendiri. Pemikiran ini berbeda dengan aliran Leonard Bloomfield yang condong menyelidiki bahasa dan strukturnya.

M.A.K Halliday sebagai murid J.R. Firth berikutnya mengembangkan asumsi ini dan menaruh perhatian yang besar terhadap bahasa dan makna, serta bahasa dan fungsi sosialnya.  Sebelum Linguistik Fungsional Sistemik muncul, M.A.K Halliday mengembangkan teori Language as a social semiotic (bahasa sebagai semiotika sosial).

This file is licensed under the Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International license.

Karakteristik Umum SFL/LSF

Sangat berbeda dengan cabang linguistik lain, Linguistik Fungsional Sistemik memiliki orientasi yang berbeda dengan Syntax, Semantics, dan Pragmatics. Apabila ketiganya menyelidiki kedalam bentuk (a study of forms) dan arti bentuknya (what the forms mean), Linguistik Sistemik Fungsional  lebih memperhatikan aspek diluar bahasa yakni konteks.

Ada prinsip dasar yang digunakan dalam Linguistik Sistemik Fungsional, yaitu:

(1)            Social Semiotics

(2)            Bahasa sebagai sumber (resource)

(3)            Teks, bukan Kalimat

(4)            Teks dan Konteks Sosial

Construing Meaning

Linguistik Sistemik Fungsional memiliki tiga metafungsi: Ideational, Interpersonal, dan Textual.  Ketiga metafungsi ini nantinya berguna untuk menyelidiki makna yang terbentuk atau bagaimana makna itu nanti terbentuk dalam sebuah konteks situasi.

1.     Ideational (construing experience function), Fungsi ideasional dalam Linguistik Fungsional Sistemik menjabarkan bagaimana bahasa bisa mewakili pengalaman dan mengekspresikan persepsi tentang dunia atau suatu kejadian. Dalam fungsi ini, ada tiga aspek yang saling berkaitan: proses (process), partisipan (participant), dan keadaan (circumstance). Ketiga aspek tersebut nantinya yang membentuk realita. Realitas ini dijelaskan lebih lanjut dalam transitivitas (transitivity).

2.     Inter-personal , Fungsi interpersonal menggaris-bawahi bagaimana bahasa digunakan dalam berinteraksi dengan pasangan (partner) bahasa kita (listener). Apabila komunikasi saling dimengerti oleh kedua pihak (speaker dan listener).

3.     Textual (Tekstual), Fungsi tekstual berkaitan dengan makna tekstual, atau bagaimana teksture berperan dalam sebuah teks. Tekstur adalah yang membuat teks menjadi bagian yang menyeluruh dalam sebuah bahasa. Semakin kohesif dan koheren sebuah teks, maka semakin besar tekstur tersebut.

Tokoh yang Berkaitan

Linguistik Fungsional Sistemik berdiri dari banyak pandangan tokoh linguistik. Termasuk diantaranya M.A.K Halliday dan J.R. Firth. Halliday berjasa sebagai akademisi yang mengembangkan lebih jauh mengenai teori ini.

Teori yang Berkaitan

M.A.K Halliday adalah tokoh yang mendominasi teori ini sebagaimana juga terlihat dalam bukunya yang lain: Language, Context, and Text, Language as a verbal art, dan Language as social semiotic. Linguistik Sistemik Fungsional juga berkaitan langsung dengan bukunya “Functional Grammar”.

Linguistik Sistemik Fungsional berkaitan erat dengan cabang linguistik Register. Teori Linguistik Fungsional Sistemik juga ikut berperan mengembangkan teori lainnya seperti Analisis Wacana serta Critical Language yang ikut menyelidiki bahasa dan kaitannya dengan aspek diluar bahasa.

Sejarah Umum &  Hal-Ikhwal LSF/SFL

Linguistik fungsional sistemik (SFL) adalah pendekatan linguistik, di antara linguistik fungsional,   yang menganggap bahasa sebagai sistem semiotik sosial. Itu dirancang oleh Michael Halliday, yang mengambil gagasan sistem dari  gurunya Halliday bernama  J. R. Firth (Halliday, 1961). Firth mengusulkan bahwa sistem mengacu pada kemungkinan yang disubordinasikan ke struktur; Halliday "membebaskan" pilihan dari struktur dan menjadikannya dimensi pengorganisasian pusat SFL. Dalam istilah yang lebih teknis, sementara itu banyak pendekatan deskripsi  linguistik lebih menempatkan struktur sintagmatik sebagai focus utama, sedangkan SFL mengadopsi  struktur paradigmatik sebagai titik tolaknya.

Bagi Halliday, prinsip teoretis sentral adalah bahwa setiap tindakan komunikasi melibatkan pilihan atau istilah kerennya “Choice”. Bahasa di atas segalanya adalah sebuah sistem; SFL memetakan pilihan yang tersedia dalam berbagai bahasa menggunakan alat representasinya dari "jaringan sistem".

Setelah kata “Sistemik” ada kata “Fungsional”. Fungsional menandakan proposisi bahwa bahasa berkembang di bawah tekanan fungsi yang harus dilayani oleh sistem bahasa.  Fungsi dianggap telah banyak “meninggalkan jejakn-ya”  pada struktur dan organisasi bahasa di semua tingkatan, yang dicapai melalui metafungsi. Metafungsi secara unik didefinisikan dalam SFL sebagai "organisasi kerangka kerja fungsional di sekitar sistem", yaitu, adanya CHOICE atau “pilihan” . Ini adalah perbedaan yang signifikan dari pendekatan "fungsional" lainnya, seperti tata bahasa fungsional Dik (Functional Grammar, atau yang sekarang sering disebut, tata bahasa wacana fungsional) dan tata bahasa fungsional leksikal. Untuk menghindari kebingungan khalayak ramai, sebutan lengkap dan keren—linguistik fungsional sistemik atau LSF—biasanya digunakan, daripada  menggunakan istilah “tata bahasa fungsional”  atau “linguistik fungsional.

Menurut pendapat  Halliday, semua bahasa melibatkan tiga meta-fungsi yang dihasilkan secara simultan atau bersamaan: satu fungsi,  menafsirkan pengalaman realitas luar dan dalam kita serta hubungan logis antara fenomena (ideasional); fungsi yang lain menganalisis   hubungan sosial (hubungan antarpribadi atau inter-personal); dan yang ketiga menyatukan kedua fungsi ini untuk membuat teks (tekstual—wujud satuan lingual kata-katanya).

Titik Tolak Karya Halliday

Titik tolak karya Halliday dalam linguistik adalah pertanyaan sederhana: "bagaimana cara kerja bahasa?". Sepanjang karirnya ia telah menyelidiki sifat bahasa sebagai sistem semiotik sosial; yaitu, sebagai sumber makna di banyak konteks interaksi manusia yang terus berubah.

Pada tahun 2003, ia menerbitkan sebuah makalah yang menguraikan prinsip-prinsip akumulasi teorinya, yang muncul saat ia terlibat dengan banyak masalah kebahasaan terkait Bahasa-bahasa  yang berbeda. Prinsip-prinsip ini, tulisnya, "muncul sebagai produk sampingan dari keterlibatan ilmiah, ketika saya berjuang dengan masalah-masalah tertentu dan   beragam seperti analisis sastra dan mesin terjemahan.

Halliday kemudian mencoba mengembangkan teori dan deskripsi linguistik yang dapat diterapkan pada konteks bahasa manusia apa pun. Teori dan deskripsinya didasarkan pada prinsip-prinsip ini, atas dasar bahwa mereka diperlukan untuk menjelaskan kompleksitas bahasa manusia. Ada lima prinsip penting atau utama:

1.      Dimensi paradigmatik: Makna adalah CHOICE atau pilihan, yaitu pengguna memilih dari "opsi yang muncul di lingkungan opsi lain", dan bahwa "kekuatan bahasa berada dalam organisasinya sebagai jaringan besar pilihan yang saling terkait”.

2.      Dimensi stratifikasi. Dalam evolusi bahasa dari semiotik primer ke semiotik tingkat tinggi, "sebuah ruang diciptakan di mana makna dapat diatur dalam istilah mereka sendiri, sebagai jaringan keterkaitan yang murni abstrak".  Antara konten pasangan bentuk Dari sistem semiotik sederhana muncul "ruang organisasi" yang disebut sebagai leksiko-gramatikal. Perkembangan ini menempatkan bahasa di  jalur atau posisi  menjadi sistem pembuatan makna yang unlimited  atau  tak terbatas.

3.      Dimensi metafungsional. Bahasa juga menampilkan "kelengkapan fungsional". Dengan kata lain, Bahasa  telah berkembang di bawah kebutuhan manusia untuk membuat makna tentang dunia di sekitar dan di dalam diri kita, pada saat yang sama Bahasa  adalah sarana untuk menciptakan dan memelihara hubungan interpersonal. Motif-motif ini adalah dua mode makna dalam wacana—apa yang oleh Halliday disebut sebagai metafungsi "ideasional" dan "interpersonal". Keduanya  diatur melalui mode makna ketiga, metafungsi tekstual, yang bekerja pada dua mode lainnya. untuk menciptakan aliran wacana yang koheren.

4.      Dimensi sintagmatik. Bahasa terungkap secara sintagmatik, sebagai struktur yang ditetapkan dalam waktu (diucapkan) atau ruang (tertulis). Struktur ini melibatkan unit-unit pada peringkat yang berbeda dalam setiap strata sistem bahasa. Dalam tataran leksiko-gramatikal, misalnya, yang terbesar adalah klausa, dan yang terkecil adalah morfem; perantara antara jajaran ini adalah jajaran kelompok/frasa dan kata.

5.      Dimensi instantiasi. Semua sumber daya ini, pada gilirannya, "didasarkan pada vektor instantiasi", yang didefinisikan sebagai "hubungan antara instance dan sistem yang ada di belakangnya". Instansiasi adalah hubungan formal antara potensial dan aktual. Teori fungsional sistemik meng-asumsi-kan hubungan yang sangat erat dari umpan balik terus-menerus antara instance dan sistem: sehingga menggunakan sistem dapat mengubah sistem itu

       Pengertian SISTEM dalam linguistik

Seperti namanya, gagasan sistem adalah aspek yang menentukan linguistik sistemik. fungsional Dalam linguistik, istilah "sistem" dapat ditelusuri kembali kepada teori induknya  Ferdinand de Saussure, yang memperhatikan paradigma yang kira-kira sesuai antara bentuk-bentuk penandaan dan nilai-nilai petanda.

Prinsip organisasi paradigmatik didirikan dalam semiotika oleh Saussure, yang konsep nilai (yaitu "valeur") dan tanda sebagai istilah dalam suatu sistem "menampilkan organisasi paradigmatik sebagai dimensi makna yang paling abstrak". Namun, Halliday menunjukkan bahwa sistem dalam konsep  J.R. Firth dan dia sendiri menggunakannya cukup berbeda dari karya Saussure.

Dalam kasus mereka, sistem tidak berdiri untuk daftar bentuk penandaan yang sesuai dengan daftar nilai petanda. Sebaliknya, Firth dan Halliday menggambarkan sistem sebagai opsi kontras dalam nilai yang diwujudkan dengan opsi kontras dalam bentuk di mana opsi tersebut bukan keseluruhan bentuk dan keseluruhan nilai tetapi fiturnya. Dalam pengertian ini, sistem linguistik merupakan latar belakang ciri-ciri formal, yaitu ciri-ciri struktur.

Dalam konteks ini sistem linguistik yang paling umum adalah bahasa manusia dewasa itu sendiri karena merupakan sistem pilihan di mana manusia memilih apakah akan berbicara dalam bahasa Inggris, dalam bahasa Cina, dalam bahasa Spanyol atau dalam berbagai bahasa lainnya. Dalam pengertian ini, bahasa adalah suatu sistem ("sistem bahasa") tidak hanya seperti yang dikemukakan oleh Hjelmslev., tetapi juga sebagai sistem CHOICE atau pilihan. Dalam konteks ini, Jay Lemke menggambarkan bahasa manusia sebagai sistem yang terbuka dan dinamis, yang berkembang bersama dengan spesies manusia.

Dalam penggunaan sistem ini, gramatikal atau fitur bahasa lainnya paling baik dipahami ketika digambarkan sebagai serangkaian opsi. Menurut Halliday, "Kategori paling abstrak dari deskripsi gramatikal adalah sistem bersama dengan pilihannya (fitur sistemik). Tata bahasa sistemik berbeda dari tata bahasa fungsional lainnya (dan dari semua tata bahasa formal) dalam hal paradigmatik: sistem adalah   seperangkat fitur alternatif paradigmatik, yang satu harus dipilih jika kondisi entri terpenuhi.

Sistem adalah fitur dari karya teoretis awal Halliday tentang bahasa. Dia menganggapnya sebagai salah satu dari empat kategori fundamental untuk teori tata bahasa—yang lainnya adalah unit, struktur, dan kelas.   Kategori sistem dipanggil untuk menjelaskan "terjadinya satu peristiwa daripada yang lain dari antara sejumlah peristiwa serupa". Pada saat itu, Halliday mendefinisikan tata bahasa sebagai "tingkat bentuk linguistik yang mengoperasikan sistem tertutup".

Dalam mengadopsi perspektif sistem tentang bahasa, linguistik sistemik fungsional telah menjadi bagian dari reaksi abad ke-20 dan ke-21 yang lebih umum terhadap pendekatan atomistik terhadap sains, di mana esensi dicari dalam komponen yang lebih kecil dan lebih kecil dari fenomena yang diteliti. Dalam pemikiran sistem, setiap objek studi yang digambarkan didefinisikan oleh hubungannya dengan unit lain yang didalilkan oleh teori.

Dalam linguistik fungsional sistemik, ini telah digambarkan sebagai perspektif trinokular. Jadi kategori deskriptif harus dipertahankan dari tiga perspektif: dari atas ("apa yang ditafsirkan?" "apa efeknya dalam konteks penggunaan?"), di bawah ("bagaimana fungsi ini direalisasikan?") dan sekitar ("apa lagi yang ada di lingkungan itu?" "hal lain apa yang harus berinteraksi dengan benda ini?"). Hal ini memberikan linguistik fungsional sistemik afinitas dengan studi sistem yang kompleks.

 Jaringan sistem dalam linguistik sistemik

Label sistemik terkait dengan jaringan sistem yang digunakan dalam deskripsi bahasa manusia. Jaringan sistem menangkap dimensi pilihan pada setiap strata sistem linguistik di mana mereka diterapkan. Jaringan sistem leksiko-gramatikal  membentuk tata bahasa fungsional sistemik. Jaringan sistem adalah alat teoretis untuk menggambarkan serangkaian opsi yang tersedia dalam berbagai bahasa; itu mewakili pilihan abstrak dan tidak sesuai dengan gagasan tentang pilihan aktual atau membuat klaim psikologis. Jaringan sistem formal sesuai dengan kisi tipe dalam teori kisi formal, meskipun kadang-kadang keliru disalahartikan sebagai diagram alur atau pohon keputusan terarah. Arahan seperti itu selalu hanya merupakan properti implementasi tertentu dari gagasan umum dan dapat dibuat untuk alasan kinerja, misalnya, pemodelan komputasi. Jaringan sistem biasanya menggunakan banyak pewarisan dan sistem "simultan", atau pilihan, yang karenanya digabungkan untuk menghasilkan ruang deskriptif yang sangat besar

 

Rekomendasi Kepustakaan

"Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-Aspek Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial" karya M.A.K Halliday dan Ruqaiya Hasan, 1992, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

The Cambridge Handbook of Systemic Functional Linguistics disunting oleh: Geoff Thompson, Wendy L. Bowcher, Lise Fontaine, David Schöntal, 2019, Cambridge University Press.

The Routledge Handbook of Systemic Functional Linguistics disunting oleh: Tom Barlett dan Gerard O'Grady, 2017, Routledge, New York

Halliday's Introduction to Functional Grammar, M.A.K. Halliday edisi keempat disunting oleh Christian M.I.M Matthiessen, 2014, Routledge, New York

Key Terms in Systemic Functional Linguistics oleh Christian M.I.M Matthiessen, Kazuhiro Teruya, dan Marvin Lam, 2010, Continuum International Publishing Group, New York

Interviews with M.A.K Halliday: Language Turned Back on Himself disunting oleh J.R Martin, 2013, Penerbit Bloomsbury

Halliday, Michael Alexander Kirkwood; Matthiessen, Christian Matthias Ingemar Martin (2013). Halliday's Introduction to Functional Grammar. Routledge.

 Martin, James Robert; Rose, Rose (2008). Genre Relations: Mapping Culture. London: Equinox.

 "John Rupert Firth" (PDF).

 Barlett, Tom; O'Grady, Gerard, ed. (2017). The Routledge Handbook of Systemic Functional Linguistics. New York: Routledge.

 Almurashi, Wael Abdulrahman (2016). "An Introduction to Halliday's Systemic Functional Linguistics". Journal for the Study of English Linguistics. 4 (1). doi:10.5296/jsel.v4i1.9423. line feed character di |title= pada posisi 50 (bantuan)

Alice Caffarel, J. R. Martin, Christian M. I. M. Matthiessen (2004) Language Typology: A Functional Perspective, p.2

 Halliday, M.A.K. 2004. Introduction: How Big is a Language? On the Power of Language. In The Language of Science: Volume 5 in the Collected Works of M.A.K. Edited by J.J.Webster. London and New York: Continuum. p. xi.

 Halliday, M.A.K. 2003. Introduction: On the "architecture" of human language. In On Language and Linguistics. Volume 3 in the Collected Works of M.A.K. Halliday. Edited by Jonathan Webster. London and New York: Continuum.

 Halliday, M.A.K. 1985. Systemic Background. In "Systemic Perspectives on Discourse, Vol. 1: Selected Theoretical Papers" from the Ninth International Systemic Workshop, James D. Benson and William S. Greaves (eds). Ablex. Reprinted in Full in Volume 3 in The Collected Works of M.A.K. Halliday. London: Continuum. p. 186.

 Firth, J.R. 1968. Selected Papers of J.R. Firth 1952–1959. London: Longman. p183.

 Halliday, M.A.K. 2004. Introduction: How Big is a Language? On the Power of Language. In The Language of Science: Volume 5 in the Collected Works of M.A.K. Edited by J.J.Webster. London and New York: Continuum. p. xv.

 Halliday, M.A.K. 1992. Systemic Grammar and the Concept of a “Science of Language”. In Waiguoyu (Journal of Foreign Languages), No. 2 (General Series No. 78), pp. 1–9. Reprinted in Full in Volume 3 in The Collected Works of M.A.K. Halliday. London: Continuum. p. 209.

 Halliday, M.A.K. 1961. Categories of the Theory of Grammar. Word. 17(3). pp. 241–92. Reprinted in Full in On Grammar: Volume 1 of the Collected Works of M.A.K. Halliday. London and New York: Continuum.

 Halliday, M.A.K. 1961. Categories of the Theory of Grammar. Word. 17(3). pp. 241–92. Reprinted in Full in On Grammar: Volume 1 of the Collected Works of M.A.K. Halliday. London and New York: Continuum. p. 52

 Halliday, M.A.K. 1961. Categories of the Theory of Grammar. Word. 17(3). pp. 241–92. Reprinted in Full in On Grammar: Volume 1 of the Collected Works of M.A.K. Halliday. London and New York: Continuum. p. 40

No comments:

Post a Comment

Thanks for your comment...I am looking forward your next visit..