Pro Kontra Paket Pelajaran 7/7 2005 di Inggris

Departemen Bidang Anak-Anak, Sekolah dan Keluarga di Inggris menuai kecaman karena akan memberikan paket pelajaran 7/7 2005 pada siswa-siswi sekolah dengan dalih sebagai cara untuk melawan ekstrimisme di negara itu. 7/7 2005 mengacu pada insiden ledakan bom di kota London yang terjadi pada tanggal 7 Juli tahun 2005 lalu.

Paket pelajaran ini membuat berang banyak orang di Inggris, karena para siswa sekolah ditugaskan untuk membuat presentasi tentang insiden serangan bom yang menewaskan 52 orang tersebut. Mereka juga diminta untuk membuat ringkasan tentang motif para pelaku melakukan serangan bahkan dibolehkan untuk membuat perkiraan sendiri apa motif serangan bom itu.

Sejumlah pihak di Inggris mengecam pengajaran 7/7 2005. Jacqui Putnam, korban selamat dalam insiden ledakan bom tersebut mempertanyakan apa pentingnya mengajarkan anak-anak untuk menempatkan diri mereka di posisi para pelaku yang telah melakukan tindakan yang tidak manusiawi. “Pastinya masih ada cara lain yang lebih baik untuk mencapai tujuan mereka,” kata Putnam.

Kritik juga dilontarkan Patrick Mercer, ketua Commons Terrorism Sub-Committee. “Apa manfaatnya berpura-pura jadi seorang pelaku bom bunuh diri jika hal semacam itu justeru mengaburkan tujuan dari pengajaran untuk melawan ekstrimisme. Bayangkan apa yang akan terjadi jika kita meminta anak-anak berpura-pura berperan sebagai Hitler,” tukas Mercer.

Muslim Inggris yang juga anggota parlemen Khalid Mahmood mengatakan, pengajaran semacam itu hanya akan mendorong keyakinan orang pada sesuatu yang sebenarnya sedang dicegah oleh pemerintah Inggris. “Pemerintah seharusnya melihat peristiwa itu dari sisi para korban,” kata Mahmood.

Sail Suleman yang menyusun paket pengajaran 7/7 2005 membela diri bahwa paket pengajaran itu sama pentingnya dengan cara-cara lain yang dilakukan untuk mencegah ekstrimisme. “Kami melihat bagaimana orang bisa sangat ekstrim. Mengapa anak-anak muda melakukan apa yang dilakukan para pelaku bom bunuh diri itu? Apa tekanan yang mereka dapatkan dari teman-teman main mereka? Harapannya, kami mendorong para siswa untuk menghindar dari teman-teman semacam itu,” dalih Suleman.

“Paket pengajaran itu ingin menciptakan sebuah lingkungan, dimana akan ada diskusi tentang ekstrimisme sehingga orang akan mengerti apa yang harus dilakukannya untuk menjadi warga negara yang baik,” sambung Suleman.

Suleman mendapat dukungan dari Tahir Alam, jurubicara bidang pendidikan Muslim Council of Britain. Menurut Alam, dengan mengetahui motif para pelaku bom bunuh diri bisa membantu untuk mengetahui apa akar penyebab ekstrimisme.

Tapi, karena menuai kritik dan kecaman dari banyak pihak, pemerintah Inggris akhirnya membatalkan paket pengajaran itu dan meminta maaf pada para kerabat korban bom bunuh diri 7 Juli 2005. (ln/iol)

No comments:

Post a Comment

Thanks for your comment...I am looking forward your next visit..