Skripsi:An Analysis Of Moral Values Found In Robert Frost’s Selected Poems


Title: An Analysis Of Moral Values Found In Robert Frost’s Selected Poems
Authors: Sari, Reni Indah Permata
Advisors: Lubis, Swesana Mardia
Rangkuti, Rahmadsyah
Issue Date: 25-Apr-2011
Abstract: Skripsi ini berjudul “An Analysis of Moral Values Found in Robert Frost’s Selected Poems”. Skripsi ini ditulis untuk menganalisis tentang nilai–nilai moral yang ditemukan di beberapa puisi terpilih dari Robert Frost yaitu; Fire and Ice, Neither Out Far Nor in Deep, Out,Out, Provide,Provide, Stopping by Woods on a Snowy Evening, dan The Road Not Taken.. Metode penelitian yang digunakan adalah research library dan didukung informasi melalui internet. Nilai moral adalah standard baik dan buruk yang ada pada manusia. Nilai moral yang ditemukan penulis dalam puisi-puisi Robert frost antara lain mengenai pengendalian diri, hal ini digambarkan dalam puisi Fire and Ice. Fire “api” disimbolkan sebagai desire “nafsu” dan Ice “es” disimbolkan sebagai hate “kebencian”. Dalam hubungan persahabatan, apabila seorang individu tidak dapat mengendalikan nafsu amarah dan kebencian yang ada pada dirinya, maka hubungan persahabatan yang sekian lama terbina, akan musnah.
Keywords: Nilai Moral
Puisi
URI: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/23201

SIX POINTS OF TABLIGH (6 SHIFFAT SAHABAT)



I.               THE  FIRST SHIFFAT: THE YAQIN  OF  KALIMAH   LA  ILAHA  ILLALLAH.
It means that “There is none worth of worship except Allah”
ITS MAQSOD:
We remove or take out the greatness of makhluq/ Ghoirullah from our heart and put the strong yaqin  to  Allah  SWT  in our heart.
THE FADAELES:
Hadrat Muhammad SAW said:
-Whenever a slave of Allah said LA ILAHA ILLALLAH and died  believe  in  it, he surely entered  jannah.
-He who bears witness to LA ILAHA ILLALLAH (There is none worthy of worship except Allah)  with  his  heart  verifying  his tongue  shall enter jannah  from any of its doors he wishes.
-In Hadits Qudsi Allah Ta’ala says: Indeed I am ALLAH, there is none of worthy worship except ME, he who acknowledges  my ONENESS  enters my fortress, and he who enters my fortress is safe from my punishment.

MUHAMMADUR RASULULLAH:
It  means : hadrat Muhammad SAW  is the Messenger of ALLAH.
ITS MAQSOD:
There is no  other way to achieve true happiness and success except following the sunnah of rasulullah SAW.
THE FADAELES:
Hadrat Muhammad SAW said:
-Anyone who bears witness that there  si none worthy of worship except Allah and that I am his messenger can never enter hell or be burnt by its fire.
-He who holds fast to my sunnah during the time of corruption in my ummah, for him is the reward of a syahid(martyr).
-He who enlives/revives my sunnah has indeed loves  me, and he who loves me will be with me in jannah.

Hati-hati dengan Kekerasan Hati dan Kekebalan Jiwa


Assalamualaikum warohmatullah
dear all muslim brothers and sisters
Berikut ini adalah apa yang telah saya pahami dari keterangan para ustadz/ulama tentang Qur’an surat Al-Anfaal ayat 24
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَجِيبُواْ لِلّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُم لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
8.24. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu , ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
Hati manusia mudah berbolak balik sebagaimana dalam riwayatkan Bukhari dari Salim, dari Abdullah bahwa ia berkata, “Nabi seringkali bersumpah dengan menggunakan kalimat, ‘Demi Allah yang membolak-balikan hati.’”
Artinya, demikian cepat Allah kuasa membalikkan dan mengubah berbagai perasaan hati, secepat angin yang bertiup kencang. Disebutkan dalam Al-Qur’an,
“Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah mendindingi (membuat dinding pembatas) antara manusia dan hati.” (QS. Al-Anfaal: 24)
artinya antara manusia dan hatinya ada dinding membatasi sehingga seringkali jiwa manusia menjadi keras dan kebal. semua itu dikarenakan ada manusia yang lebih mencintai kehidupan dunia daripada akherat sehingga sulit dan sangat berat baginya untuk memenuhi seruan Allah dan seruan Rasul. bentangan dan tawaran agama telah ada di depan mata tapi semua itu terasa berat seolah-olah kaki terbenam dalam bumi.